Dirut PLN Nur Pamudji dalam siaran pers di Jakarta, Senin, mengatakan fasilitas CNG berkapasitas 20 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) tersebut merupakan solusi pemanfaatan gas secara maksimal.
"Penampung CNG ini akan memasok gas PLTGU Muara Tawar saat beban puncak," katanya.
Menurut dia, saat beban puncak, PLTGU Muara Tawar memerlukan 300 miliar British thermal unit per hari (BBTUD) dan di luar waktu beban puncak hanya 100 BBTUD.
Saat di luar beban puncak, maka kelebihan pasokan gas disimpan dalam bentuk CNG dan selanjutnya dipakai saat beban puncak.
PLTGU Muara Tawar mendapat pasokan gas dari PT PGN Tbk dan PT Pertamina EP rata-rata 180 BBTUD.
Penampung CNG di Muara Tawar dibangun dengan investasi Rp557 miliar.
Proyek yang diharapkan sudah impas pada Oktober 2014, dibangun selama 8,5 bulan sejak 1 Juli 2013.
Pembiayaan proyek didanai anak perusahaan PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali dan dikerjakan Konsorsium PT Pembangunan Perumahan-Odira-Adcomp.
Sebagian besar komponen CNG berasal dari dalam negeri kecuali kompresor dan penampung CNG.
Selain Muara Tawar, proyek serupa juga sedang dibangun seperti di Sei Gelam, Jambi, Duri di Riau, Bangkanai di Kalimantan Tengah dan Gresik, Jawa Timur.
Sementara, penampung CNG yang sudah beroperasi antara lain di Jakabaring, Sumsel, berkapasitas 3,5 BBTUD dan Grati, Pasuruan 15 BBTUD.
Gas berbentuk CNG cukup efektif digunakan terutama saat beban puncak.
Dengan kapasitas sebesar satu BBTUD, CNG mampu membangkitkan hingga 16 MW.
Sementara, satu BBTUD gas alam hanya mampu menghasilkan empat MW.
(K007/R010)
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014