Jakarta (ANTARA News) - Permintaan maaf Paus Benediktus, walau dalam nada hanya menyesal, atas pernyataannya yang mendiskreditkan Islam perlu disikapi dengan arif dan lapang dada oleh umat Islam. "Kita patut tersinggung dengan pernyataan Paus itu, tetapi karena yang bersangkutan sudah menyadari kesalahannya dan menyesal atas ucapannya maka sebaiknya umat Islam untuk memberi maaf," kata Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Jakarta, Minggu. Umat Islam, kata Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia itu harus meyakini bahwa Islam dan umat Islam tidak akan menjadi rendah martabatnya walau dihina org lain. Namun, penting juga diingatkan agar hal serupa itu tidak terulang kembali di masa yang akan datang, baik langsung maupun tidak langsung. Hendaknya menjadi etika global agar setiap pemuka agama dan umat beragama tidak merendahkan doktrin agama lain, sebaliknya membangun kerukunan hidup atas dasar saling memahami dan saling menghormati. "Peristiwa ini menunjukkan bahwa dialog-dialog yang kita kembangkan selama ini termasuk dengan Vatikan ternyata belum sejati dan masih bersifat semu. Hal ini hendaknya segera diganti dengan dialog sejati yang tulus ikhlas," kata Din. Peristiwa itu, kata koordinator dialog lintas agama itu, juga menunjukkan bahwa masih ada kecurigaan dan kebencian pada diri pemuka agama terhadap agama lain. Menurut dia, jika hal itu terus berlanjut maka agenda pembangunan kerukunan antarumat beragama tidak akan berhasil. "Sebagai akibatnya, agama tidak akan efektf menjadi penyelesai masalah bagi ketiadaan damai di dunia, karena justru agama menjadi pencipta masalah atau bagian dari masalah," demikian Din.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006