Penuh perjuangan

Simak saja perjalanan Eko untuk sampai bisa berkompetisi di Paris. Perjuangannya sangat berat karena harus dibarengi dengan upaya memulihkan diri akibat cedera lutut yang dia derita pada Juni 2023 ketika mengikuti Grand Prix II di Havana, Kuba, untuk kualifikasi Olimpiade Paris.

Rasa sakit akibat cedera lutut itu memuncak setelah Grand Prix di Doha pada Desember 2023.

Dia pun dipaksa fokus kepada pemulihan dan mesti cermat mengelola kemampuannya dalam mengangkat barbel, sampai kemudian dia mendapatkan lampu hijau untuk mengikuti Olimpiade Paris, semua terlihat baik-baik saja, hingga dalam final 61kg putra Rabu malam WIB.

Dia merasakan cedera lutut itu kumat, setelah gagal pada kesempatan pertama angkatan clean & jerk, yang seharusnya menjadi fase terakhirnya guna menuntaskan lomba yang jika bukan karena cedera bisa berakhir dengan medali perak.
 
Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan terjatuh seusai gagal melakukan angkatan clean and jerk dalam kelas 61 kg putra Olimpiade Paris 2024 di South Paris Arena, Paris, Prancis, Rabu (7/8/2024). Eko Yuli gagal meraih medali setelah hanya berhasil menyelesaikan snatch dengan angkatan 135 kg dan gagal dalam angkatan clean and jerk. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/sgd/pras.


Baca juga: Eko Yuli fokus pemulihan cedera lutut jelang tampil di Olimpiade Paris


Bahkan setelah dirawat singkat sebelum menjajal kesempatan kedua angkatan clean & jerk seberat 162 kg, Eko berusaha tegar, mengesampingkan sakit akibat cedera yang dialaminya.

Ketika dia gagal pada angkatan kedua, Eko tak menyerah. Tahu lawan-lawannya, termasuk Hampton Morris dan Theerapong Silachai bisa menyalipnya melalui angkatan clean & jerk, Eko menaikkan berat barbel menjadi 165 kg.

Kendati penonton terkagum-kagum oleh semangatnya untuk terus mencoba ketika cedera justru tengah menyerangnya, sampai penonton menyemangati lifter kebanggaan Indonesia ini, Eko juga gagal pada angkatan ketiga. Setelah itu dia meringis kesakitan dan dipapah meninggalkan arena.

Tapi justru caranya menyelesaikan lomba yang disertai tekad besar melawan hambatan yang mungkin sudah terlalu berat sehingga mengurangi kemampuan fisiknya sendiri, adalah bahan ajar penting mengenai perjuangan dan pengorbanan.

Untuk itu pula, tanpa medali sekalipun, Eko Yuli tetap panutan dan contoh hebat, tentang pantang menyerah, heroisme, dan kepercayaan diri yang penting dalam ajang-ajang besar seperti Olimpiade.

Dia meminta maaf kepada rakyat Indonesia karena gagal mempersembahkan medali, walau semua orang melihat dia telah berjuang keras, bukan saja untuk berhasil mengangkat barbel dengan beban yang lebih besar dari lawan-lawannya tapi juga karena perjuangannya dalam mengatasi masalah pada lutut dan pahanya yang semakin akut di tengah babak penentuan sebuah kompetisi.

Eko boleh tak mendapatkan medali, tapi itu tak menanggalkan statusnya sebagai salah satu Olimpian terbesar yang dimiliki Indonesia. Eko tetap pahlawan, bukan saja karena medali-medalinya yang terdahulu, tapi juga karena perjuangannya yang keras nan pantang menyerah.
 
Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan tersungkur seusai gagal melakukan angkatan clean and jerk dalam kelas 61 kg putra Olimpiade Paris 2024 di South Paris Arena, Paris, Prancis, Rabu (7/8/2024). Eko Yuli gagal meraih medali setelah hanya berhasil menyelesaikan snatch dengan angkatan 135 kg dan gagal dalam angkatan clean and jerk. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/sgd/pras. 



Baca juga: Pelatih sebut tiga lifter sudah siap fisik dan mental berlaga di Paris
Baca juga: Jadwal angkat besi di Olimpiade Paris 2024

Copyright © ANTARA 2024