Jember (ANTARA News) - Mustasyar/Penasehat PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) menyindir sikap/perilaku kiai yang tidak "istiqomah" (in-konsistensi) dalam tugasnya, karena mengambil tugas lain sebagai "makelar".
"Kiai sekarang tidak bisa `istiqomah` seperti mbah KH Muhammad Shiddiq," ujarnya dalam ceramah pada haul ke-74 KH Muhammad Shiddiq di Jember, Jatim, Minggu.
Pengasuh Pesantren Roudlotut Tholibien, Rembang, Jawa Tengah itu menjelaskan, hilangnya sikap istiqomah itu, membuat masyarakat sulit menemukan sosok kiai seperti mbah KH Muhammad Shiddiq.
"Sekarang sudah jarang kiai yang mengutamakan pendidikan santri dan masyarakatnya, karena mereka menjadi makelar politik, lebih dekat dengan pejabat, atau bahkan menjadi mirip bajingan," ucapnya.
Menurut kiai yang juga budayawan itu, sikap "istiqomah" yang memposisikan KH Muhammad Shiddiq seperti wali itu, sebenarnya remeh tapi tidak mudah dilaksanakan.
"Sikap `istiqomah` itu membutuhkan dua syarat, yakni kesinambungan dan kesederhanaan. Misalnya, kita mengaku memiliki Tuhan, maka kepemilikan Tuhan itu tidak hanya di rumah, tapi ada kesinambungan juga di kantor, jalan, pasar, dan tempat lainnya," tegasnya.
Di hadapan ribuan peserta haul yang digelar sepekan menjelang Ramadan 1427 H itu, Gus Mus menambahkan bahwa kesederhanaan, juga berarti kiai/ulama yang bersangkutan tidak bersikap berlebihan.
"Artinya, kalau kita mencintai pejabat atau membenci pejabat, maka hal itu dilakukan dengan secara sedang (tengah-tengah)," paparnya dalam acara yang tampak dihadiri KH Hasan Abdillah dan sejumlah politisi PKB Jember itu.
Bahkan, katanya, sikap "tengah" itu juga berlaku dalam ibadah. "Tuhan sendiri tidak menghendaki ibadah itu yang sulit, tapi sebatas kemampuan. Karena itu, beribadah itu yang sederhana saja," tuturnya.
Ia menambahkan, sikap "istiqomah" seperti itulah yang akan membuat seorang kiai berada pada jalurnya sebagai kiai dimana pun dan tidak mudah diubah oleh situasi dan kondisi yang ada.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006