Mengawali pertemuan ini saya ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak, khususnya kepala desa, Babinsa, dan Bahabinkamtibmas, yang gotong royong menjaga dan membangun Banyuwangi
Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Ipuk Fiestiandani mengajak tiga pilar yaitu kepala desa, Babinsa, dan Bahabinkamtibmas memperkuat kolaborasi dalam menangani kerawanan sosial.
"Mengawali pertemuan ini saya ingin menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak, khususnya kepala desa, Babinsa, dan Bahabinkamtibmas, yang gotong royong menjaga dan membangun Banyuwangi," ujar Bupati Ipuk saat rapat koordinasi di Banyuwangi, Rabu.
Rakor tiga pilar tersebut dihadiri ratusan unsur yang berasal dari kepala desa/lurah, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas, Kepala BNNK, serta perwakilan Forkopimda setempat.
Pada kesempatan itu, Bupati Ipuk menyampaikan fenomena kerawanan sosial yang menjadi permasalahan secara nasional, seperti pinjaman online (pinjol) dan judi online.
Baca juga: Bupati Banyuwangi ajak ASN jadi orang tua asuh keluarga miskin
Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai pinjaman online di Indonesia mencapai Rp22,76 triliun per Maret 2024, meningkat sekitar 15,35 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara dari laporan Menko Polhukam, ada sekitar empat juta orang yang terdeteksi melakukan judi online di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai orang tua.
"Ini harus menjadi perhatian kita semua, jangan sampai orang-orang terdekat yang ada di lingkungan kita terjerat permasalahan ini, butuh kepedulian dan kesungguhan kita untuk mencegah dengan mengedukasi warga agar terhindar dari pinjol dan judi online," kata Bupati Ipuk.
Baca juga: Menko PMK sebut angka kemiskinan Banyuwangi lebih rendah dari nasional
Ia juga menyampaikan telah bekerja sama dengan OJK dan perbankan untuk memberikan literasi keuangan kepada warga. "Termasuk juga ke ASN, kami libatkan OJK secara rutin untuk memberikan materi bahaya pinjaman online dan judi online," katanya.
Bupati mengingatkan kembali terkait tujuh permasalahan yang harus selesai di tingkat desa, antara lain anak miskin yang tidak sekolah, ibu hamil, bayi, dan balita miskin yang kurang gizi, serta orang miskin yang tidak bisa berobat. Selain itu lansia miskin sebatang kara yang tidak bisa makan, orang miskin yang rumahnya tidak layak huni, permasalahan sampah, serta persoalan dan pengendalian tata ruang.
"Angka kemiskinan terus turun dalam empat tahun terakhir, dari 7,34 persen pada tahun 2023 turun 6,54 persen pada tahun 2024. Alhamdulillah semua gotong royong kita menunjukkan kinerja positif dan Banyuwangi berhasil menurunkan kemiskinan sebesar 0,8 persen," kata Bupati Ipuk.
Baca juga: Bupati Banyuwangi entas kemiskinan lewat instrumen program padat karya
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024