Jakarta (ANTARA) -
Sebanyak tiga azimat keberuntungan Pelita Jaya Jakarta (PJ) diyakini menjadi faktor penting klub tersebut menjadi jawara Indonesian Basketball League (IBL) 2024, setelah gelar juara terakhir diraih pada 2017.
 
Dalam laman IBL yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu, azimat pertama adalah kehadiran sosok Johannis Winar sebagai kepala pelatih yang menukangi klub itu.
 
Pria yang kerap disapa Ahang itu menjadi head coach Pelita Jaya pada 2017, tetapi sepanjang perjalanan tim di tiga musim sebelum 2024, dia tidak ada di dalam struktur atau susunan pelatih.
 
Ahang kembali masuk tim Pelita Jaya sebagai asisten pelatih di awal musim 2024. Kemudian setelah enam pertandingan, posisinya dinaikkan menjadi head coach.
 
Tangan dinginnya memberikan dampak luar biasa bagi tim tersebut. Terbukti, selain menjadi juara IBL, klub kebanggaan warga Jakarta itu juga tampil impresif di Basketball Champions League (BCL) Asia 2024 yang diselenggarakan oleh Federasi Bola Basket Internasional (FIBA).
 
Di sela jadwal IBL yang padat, Ahang mampu meramu tim agar tetap bisa tampil bagus saat menempuh kualifikasi di Ulaanbaatar, Mongolia dan Jakarta.
 
Di babak itu, PJ berhasil meraih enam kemenangan beruntun. Sedangkan di babak utama, Andakara Prastawa dan kawan-kawan menang dua kali dan kalah sekali.
 
Kemudian, azimat kedua adalah sosok Adhi Pratama Prasetyo Putra.
 
Center andalan Pelita Jaya itu memutuskan pensiun pada 2022 setelah cedera yang tak kunjung sembuh. Namun, Adhi kembali ke PJ dengan tugas yang lebih berat pada 2024, yaitu sebagai manajer tim.
 
Dengan pengalamannya, Adhi membantu Pelita Jaya tampil lebih baik pada musim ini.

"Perjalanan yang panjang musim ini selama delapan bulan. Pelatih dan pemain benar-benar membuktikan kualitas mereka saat-saat genting seperti di babak final tahun ini," ujar dia.
 
Baca juga: Gelar juara IBL Andakara Prastawa juga jadi penantian orang tua

Lalu, azimat terakhir adalah sosok pemain naturalisasi Indonesia, yakni Brandon Van Dorn Jawato.
 
Dia merupakan bagian dari tim Pelita Jaya saat juara pada 2017.
 
Saat itu adalah musim kedua Jawato di IBL, sejak dirinya bergabung dengan klub pada 2016.
 
Jawato kembali ke Pelita Jaya pada musim ini setelah berkelana ke liga-liga Asia seperti ABL dan B.League Jepang.
 
Kembalinya pemain setinggi 1,93 meter itu memberikan dorongan di lini kedua skuad, sehingga memiliki energi lebih untuk bertarung meraih juara.
 
Jawato mencetak rata-rata 6,9 poin per gim (ppg), 3,9 rebound per gim (rpg), dan 2,4 assist per gim (apg) pada musim reguler 2024.
 
Kemudian di playoff tahun ini, dia menyumbang rata-rata 6,6 ppg, 4,3 rpg, dan 1,6 apg.
 
Oleh sebab itu, ketiga sosok tersebut merupakan aktor di balik kesuksesan Pelita Jaya meraih juara pada 2017 dan 2024, sehingga diyakini sebagai azimat keberuntungan klub.

Baca juga: Reza Guntara buat rekor dua gelar IBL beruntun dengan tim berbeda
Baca juga: Juara IBL 2024 jadi gelar pertama Prastawa di Pelita Jaya Jakarta

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024