kerja sama itu mencakup dua lingkup salah satunya pemanfaatan jasa, layanan dan program CSR Bank Muamalat untuk pengembangan cabang, ranting dan masjid
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk berkomitmen untuk menyiapkan pembiayaan sebesar Rp2 triliun kepada Muhammadiyah untuk pengembangan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) seperti rumah sakit, perguruan tinggi, pondok pesantren dan masjid.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Muhammadiyah kepada Bank Muamalat selama ini. Bagi kami, Muhammadiyah adalah mitra utama dan strategis yang senantiasa mendukung Bank Muamalat dengan tetap menjadi nasabah loyal. Insya Allah kolaborasi dengan Muhammadiyah akan semakin erat dan lebih luas lagi ke depannya,” kata Direktur Bank Muamalat Karno dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Bank Muamalat dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menjalin kerja sama strategis, ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilaksanakan di Yogyakarta pada Rabu ini.
Karno menjelaskan kerja sama itu mencakup dua lingkup salah satunya pemanfaatan jasa, layanan dan program CSR Bank Muamalat untuk pengembangan cabang, ranting dan masjid yang dikelola oleh Muhammadiyah.
Sedangkan lingkup kedua yaitu kolaborasi program antara Bank Muamalat dengan lembaga zakat nasional milik Muhammadiyah atau Lazismu.
Salah satu aspek utama dari nota kesepahaman adalah dukungan kepada pengurus masjid dalam memahami dan menggunakan layanan perbankan syariah.
Baca juga: Bank Muamalat optimistis akuisisi lebih dari 28.000 nasabah di 2024
Baca juga: Bank Muamalat: Dana murah capai Rp21,7 triliun hingga akhir Juni 2024
Bank Muamalat akan menyediakan aplikasi khusus untuk masjid yang dapat membantu pengurus dalam proses digitalisasi pengelolaan keuangan masjid.
Implementasi QRIS di lingkungan masjid Muhammadiyah juga akan dilakukan guna memudahkan transaksi keuangan, seperti pembayaran donasi serta zakat, infaq, shodaqah dan wakaf (ziswaf) secara digital.
Dengan layanan penyimpanan dan pengelolaan dana yang diperoleh, diharapkan dana tersebut dapat dimanfaatkan dengan lebih efektif dan efisien untuk kemaslahatan umat.
Aspek kerja sama lain adalah pengelolaan keuangan dan program agregator haji. Dalam hal ini, Bank Muamalat akan mensosialisasikan dan mengelola keuangan yang berhubungan dengan haji di lingkungan Muhammadiyah.
Terkait kerja sama dengan Lazismu, kedua belah pihak akan berkolaborasi dalam hal layanan keuangan syariah, penyaluran ziswaf, donasi kemanusiaan, penyaluran hasil kurban dan resiprokal marketing.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyambut baik kerja sama yang selama ini telah terjalin dengan Bank Muamalat. Dia menegaskan bahwa prototipe Muhammadiyah dalam menjalin kerja sama dengan perbankan antara lain amanah, terjangkau dan memiliki kesepakatan bersama-sama, serta mudah. Dengan begitu, Muhammadiyah tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan program dan tetap produktif.
Haedar berpesan agar perbankan syariah mengalami proses dinamisasi dan tidak stagnan. Bank syariah, kata dia, menjadi alternatif prinsip tidak ribawi dan harus menjadi perbankan kompetitif yang bisa memberikan usaha-usaha yang mensejahterakan umat dan menjadi pilar untuk membangun umat dan bangsa.
“Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk kerja sama karena memiliki Amal Usaha dari berbagai bidang,” ujar dia.
Haedar berharap kerja sama ini bisa saling memajukan dan menguntungkan serta saling percaya di antara kedua belah pihak. Hal ini juga berlaku dengan perbankan lainnya.
Pada prinsipnya, imbuh dia, Muhammadiyah tidak mengejar keuntungan untuk dirinya sendiri tetapi memiliki visi untuk memajukan, mencerdaskan, dan menyejahterakan bangsa.
Baca juga: Bank Muamalat bidik dana kelolaan segmen prioritas tumbuh 20 persen
Baca juga: Bank Muamalat fasilitasi pembukaan rekening warga Muhammadiyah Serang
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024