Padang (ANTARA News) - Aktifitas Gunung Berapi, Talang (2.597 mdpl) di Kabupaten Solok, Sumbar, Minggu (17/9) sejak pukul 00.00 WIB hingga 17.30 WIB diwarnai 13 kali gempa dan satu letusan asap coklat kehitam-hitaman, namun status gunung tersebut masih "siaga". Kepala Posko Pemantauan Gunung Api, Talang, Darlipa Marjusi kepada ANTARA News di Batu Bajanjang, Solok, Minggu, menyebutkan, 13 gempa yang terjadi meliputi, tektonik jauh sebanyak empat kali, dan gempa vulkanik dalam sebanyak sembilan kali. Akan tetapi, 13 kali gempa itu tidak dirasakan warga di sekeliling gunung dan hanya terpantau melalui alat pencatat di Posko Gunung Talang. Sementara itu, gempa tremor akibat gerakan magma di dalam kawah gunung terus terjadi, namun kekuatannya berfluktuasi. "Kadang getarannya tinggi, kadang melemah," kata Marjusi. Pemantauan visual terhadap Gunung Talang, selama Minggu dapat dilakukan beberapa saat karena kabut yang sebelumnya tebal sempat sedikit menipis sehingga puncak gunung bisa terpantau. Dari pantauan itu, terdeteksi sekali letusan asap coklat kehitaman dengan ketinggian asap mencapai sekitar 200 meter dari puncak gunung. Sehari sebelumnya, pantauan visual tidak bisa dilakukan karena Gunung Talang tertutup kabut tebal, sehingga letusan asap coklat kehitam-hitaman tidak terdata. Berdasarkan data, letusan asap telah terjadi sejak Senin (11/9) sebanyak dua kali, Selasa (12/9) enam kali, Rabu (13/9) dua kali, Kamis (14/9) 21 kali, Jumat (15/9) tidak terjadi letusan, Sabtu (16/9) tidak terdata dan Minggu (17/9) satu kali letusan. Lebih lanjut Darlipa Marjusi, menjelaskan, bau belerang yang dalam beberapa hari sebelumnya tercium oleh warga di sekeliling Gunung Talang khususnya pagi dan malam hari, selama Minggu (17/9) tidak tercium. Sementara itu, aktifitas warga di sekeliling Gunung Talang tetap normal dalam kondisi "siaga". Status siaga ditetapkannya sejak Sabtu 9 September 2006 pukul 18.00 WIB, tanpa diikuti rekomendasi pengungsian warga, namun lokasi pada radius tiga kilometer dari puncak kawah gunung tertutup bagi masyarakat dan kegiatan pendakian. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006