"Hari Jumat terjadi kenaikan indeks saham sekitar 3,2 persen, 152 poin. Namun, kalau kita lihat indeks saham di negara lain itu berakhir mix aada yang negatif ada yang positif, tapi tidak ada yang nilainya setinggi kita," kata Chatib usai menandatangani nota kesepahaman terkait optimalisasi penerimaan pajak pusat, pajak daerah, dan retribusi daerah di Balaikota, Senin.
Dengan demikian, tidak bisa disimpulkan menguatnya IHSG Jumat lalu disebabkan banyaknya investor asing yang membeli saham dalam negeri.
"Kalau stock market bergerak di luar negeri tidak mengikuti pola yang sama, artinya itu hanya fenomena lokal," kata dia.
Chatib Basri mengatakan penguatan investasi dari luar negeri yang masuk hanya 30 persen.
"Di pasar, yield bond kita relatif konstan, jadi yang masuk sebenarnya bukan uang dari luar tapi fenomena euforia lokal," katanya.
Meski demikian, Chatib tidak bisa menyebutkan dengan pasti apakah euforia tersebut ada kaitannya dengan pendeklarasian Jokowi menjadi capres PDI-P.
"Nah, saya enggak tahu apakah euforia lokal apakah karena pencapresan Pak Jokowi atau enggak," katanya.
Seperti diketahui, Jumat lalu IHSG BEI ditutup menguat sebesar 152,48 poin atau 3,13 persen ke posisi 4.878,64. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga naik 36,26 poin (4,37 persen) ke level 830,67.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014