Tokyo (ANTARA) - Saham Tokyo mengalami rebound tajam pada Selasa (6/8), saat indeks saham acuan Nikkei ditutup menguat dengan kenaikan satu hari terbesar dalam sejarah, setelah mencatat rekor penurunan sebesar 4.451 poin pada hari sebelumnya.

Indeks saham Nikkei Stock Average atau Nikkei 225 ditutup menguat 3.217,04 poin atau 10,23 persen, menjadi 34.675,46. Ini merupakan peningkatan poin harian terbesar yang melampaui rekor sebelumnya yakni 2.676,55 poin yang dicatat pada 2 Oktober 1990.

Pada Senin (5/8), indeks itu merosot ke level terendah pada tahun ini dengan penurunan sebesar 4.451,28 poin atau 12,4 persen dari angka yang dicatat pada Jumat (2/8), sekaligus memperbarui rekor penurunan intraday yang sebelumnya dicatat saat kejatuhan pasar saham yang dikenal dengan "Black Monday" pada 1987.

Selain itu, indeks TOPIX yang lebih luas juga mencatatkan rekor penguatan poin pada Selasa, dengan ditutup naik 207,06 poin, atau 9,30 persen, menjadi 2.434,21.

Perdagangan berjangka bagi kedua indeks acuan itu sempat ditangguhkan pada satu titik karena penerapan circuit breaker yang dipicu oleh rebound tajam tersebut.

Para pengamat pasar di Tokyo menyatakan bahwa data sektor jasa Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan untuk Juli meredam kekhawatiran perihal resesi dan membantu mengangkat imbal hasil (yield) Treasury AS

Berkat langkah buy-the-dip atas krisis pada Senin tersebut dan data yang menggembirakan di Jepang, sentimen pasar membaik, menurut sejumlah analis.

Rata-rata upah bulanan Jepang dalam periode yang disesuaikan dengan inflasi, sebuah barometer daya beli konsumen, mencatatkan peningkatan pertama dalam 27 bulan, yakni naik 1,1 persen secara tahunan (year on year) pada Juni, tunjuk data resmi pada Selasa itu.

Pada Prime Market, divisi unggulan di Bursa Efek Tokyo, nilai sebagian besar saham menguat, dengan saham transportasi laut, produk karet, dan kredit konsumen memimpin penguatan tersebut.

Jumlah saham yang menguat melebihi angka saham yang menurun yakni 1.575 berbanding 64, dengan tujuh saham tidak mengalami perubahan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024