Pinjaman langsung mungkin baru akan kami luncurkan di akhir tahun secara resmi.
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Seabank Indonesia (SeaBank) berencana meluncurkan pinjaman langsung (direct loan) dengan bunga yang lebih rendah pada akhir tahun 2024 ini, terutama sebagai alternatif bagi nasabah atau debitur mempunyai rekam jejak (track record) yang baik.

Produk direct loan yang disebut “SeaBank Pinjam” itu masih dalam tahap uji coba secara terbatas berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. Nasabah terpilih dapat mencoba produk kredit itu dengan bunga yang ditawarkan sebesar 2 persen per bulan.

“Pinjaman langsung mungkin baru akan kami luncurkan di akhir tahun secara resmi. Saat ini, kami baru melakukan uji coba terbatas untuk nasabah yang masuk dalam white-listing (yang memiliki rekam jejak baik dalam pelunasan kredit di SeaBank). Kalau OJK sudah memberikan approval, kami bisa luncurkan. Mungkin nanti boleh disebut ‘SeaBank Pinjam’, dasarnya itu KTA,” kata Wakil Direktur Utama SeaBank Indonesia Junaedy Liu, di Jakarta, Rabu.

Junaedy mengatakan, kehadiran “SeaBank Pinjam” juga merupakan salah satu upaya perseroan untuk mendiversifikasi portofolio produk kredit. Hal ini mengingat penyaluran kredit SeaBank selama ini masih didominasi oleh penyaluran kredit ke ekosistem Shopee.
Baca juga: SeaBank catat laba Rp241,47 Miliar dan 10 Juta nasabah pada 2023

“Di akhir tahun lalu, memang masih sekitar 95 persen itu didominasi oleh kredit di ekosistem kami. Saat ini sekarang angkanya sudah turun, itu sudah mencapai sekitar 82 persen (kredit yang disalurkan ke ekosistem Shopee). Artinya kami juga menunjukkan komitmen kami untuk diversifikasi,” kata dia pula.

Selain menghadirkan produk direct loan, sebagai bagian upaya diversifikasi produk kredit, SeaBank juga mencoba melakukan supply chain financing dengan UMKM yang mendukung ekosistem Shopee misalnya seperti perusahaan pergudangan atau logistik.

SeaBank juga bekerja sama dengan lebih banyak fintech (financial technology) P2P untuk menyalurkan kredit. Dalam hal ini, kata Junaedy, SeaBank menggandeng sedikit partner fintech P2P dan memilihnya secara selektif dengan mempertimbangkan aspek kepatuhan pada aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Meski perseroan berkomitmen untuk mendiversifikasi produk kreditnya, Junaedy mengatakan bahwa hal ini bukan berarti SeaBank menutup peluang penyaluran kredit ke ekosistem Shopee. SeaBank, menurut dia, berusaha menyeimbangkan penyaluran kreditnya.

“Karena potensi di ekosistem masih tinggi. Kalau kami hanya sibuk diversifikasi, kami agak sayang juga. Jadi di satu sisi kami berusaha diversifikasi, tapi di sisi lain kami juga melihat kalau memang ada potensi yang kami bisa dapatkan dari grup kami, kami juga tidak mau melepaskan peluang itu untuk diversifikasi. Jadi, kami berusaha seimbang,” kata Junaedy.

Sebagai informasi, SeaBank mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit 24 persen year on year (yoy) dari Rp14,5 triliun di kuartal II tahun 2023 menjadi sebesar Rp18 triliun di kuartal II tahun 2024 ini. Adapun aset sebesar tumbuh 11 persen jika dibandingkan posisi Desember 2023 menjadi Rp31 triliun pada kuartal II-2024

Dalam penyaluran kredit, SeaBank tetap menjaga kualitasnya yang ditunjukkan dari rasio non-performng loan (NPL) gross dan NPL nett yang masing-masing di angka 1,98 persen dan 0,18 persen per akhir Juni 2024. Sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu, NPL gross dan NPL nett SeaBank masing-masing di level 2,09 persen dan 0,13 persen.
Baca juga: SeaBank catat laba sebelum pajak kuartal II 2024 sebesar Rp204 miliar
Baca juga: Laba sebelum pajak SeaBank melonjak 350 persen di kuartal II 2024


Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024