"Mungkin PDI-P sudah punya bakal calon presiden yang punya peluang lebih baik sehingga melanggar perjanjian. Bagi kita tidak masalah," kata Edhie Prabowo di Jakarta, Senin.
Ia juga menegaskan yang dilakukan oleh Gerindra bukan karena takut dan gentar.
"Gak perlu main kata-kata. Kita berkomitmen saja. Kalau disebut kecewa, ya kita kecewa. Tapi kita tidak gentar sama sekali," ujar anggota Komisi VI DPR RI itu.
Sementara itu, politisi Partai Gerindra lainnya, Desmon J Mahesa menyatakan, sebuah perjanjian ditandatangi berkonsekuensi hukum.
"Apakah Megawati masih punya komitmen atau tidak. Kalau Megawati benar, biarkan masyarakat yang menilai. Kalau salah, biarkan juga masyarakat yang menilai. Perjanjian itu ada konsekuensi hukum. Perjanjian itu bicara tahun, bukan gagal atau tidak sebagai pemenang Pilpres," kata Desmon.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo mengemukakan jika perjanjian Batu Tulis ada, hal itu batal dengan sendirinya karena pasangan Megawati-Prabowo Subianto gagal menjadi pemenang Pemilihan Presiden 2009 lalu.
"Seandainya ada perjanjian, itupun otomatis gugur dengan sendirinya karena pasangan capres-cawapres, Ibu Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto tidak mencapai kemenangan pada Pilpres 2009," kata Tjahjo di Jakarta, Minggu.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014