Denpasar (ANTARA News) - Enam pelabuhan laut dan satu bandara di Bali akan ditutup sementara secara total untuk menghormati peringatan Hari Suci Nyepi, Tahun Baru Saka 1936, pada hari Senin, 31 Maret 2014.
"Gubernur Bali Made Mangku Pastika sudah mengirim surat edaran terkait dengan pelaksanaan Hari Raya Nyepi kepada pengelola bandara, pelabuhan laut serta angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP) di daerah ini," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan keenam pelabuhan laut tersebut terdiri atas Pelabuhan Gilimanuk, pintu masuk Bali lewat darat dari Pulau Jawa, Pelabuhan Padangbai, pintu masuk Bali dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Pelabuhan Benoa di Denpasar yang melayani kapal penumpang dan bongkar muat dari berbagai daerah di Indonesia.
Pelabuhan terbesar di Bali itu juga menjadi tempat mangkal ratusan kapal penangkapan ikan milik sejumlah perusahaan yang melakukan aktivitas di perairan bebas.
Selain itu, Pelabuhan Celukan Bawang, pelabuhan khusus bongkar muat bahan bangunan berupa kayu dan semen di Kabupaten Buleleng, Bali Utara, juga tidak beroperasi selama 24 jam.
Demikian pula Pelabuhan Amuk di Kabupaten Karangasem yang khusus melayani kapal pesiar dari mancanegara dan Pelabuhan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung tidak beroperasi terkait Hari Suci Nyepi.
Ketut Teneng menambahkan bahwa sekitar 30 kapal yang selama ini melayani Pelabuhan Gilimanuk untuk menghubungkan transportasi Bali-Jawa dan sebaliknya, juga terpaksa istirahat selama 24 jam saat umat Hindu merayakan Hari Suci Nyepi.
Demikian pula 18 unit kapal di Pelabuhan Padangbai yang selama ini melayani penyeberangan Bali-Lombok, NTB, juga tidak beroperasi selama 24 jam, mulai pukul 06.00 waktu setempat, Senin 31 Maret 2014, hingga pukul 06.00 Wita keesokan harinya.
"Transportasi di Bali juga lumpuh total, karena 2,36 juta unit kendaraan bermotor di Bali tidak beroperasi, seperti hari-hari biasanya," ujar Ketut Teneng.
Oleh sebab itu wisatawan mancanegara maupun nusantara yang akan berliburan ke Bali agar tidak bertepatan dengan Hari Suci Nyepi, karena akan menghadapi kesulitan, yakni harus diam di pintu-pintu masuk, hingga transportasi kembali normal.
Untuk itu wisatawan yang akan ke Bali agar memajukan atau menunda jadwalnya sehari, karena desa adat (Pekraman) dan pemerintah setempat tidak memberikan toleransi kepada siapapun, kecuali warganya yang sakit dan harus diangkut ke rumah sakit.
Umat Hindu pada hari suci Nyepi itu melaksanakan empat pantangan meliputi amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak melakukan aktivitas), amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu maupun tidak mengadakan hiburan/bersenang-senang), ujar Ketut Teneng.
Pewarta: IK Sutika
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014