Pabrik yang diresmikan Bapak (Presiden Joko Widodo) hari ini memiliki kapasitas 80 ribu ton yang cukup untuk membuat 1,5 juta mobil listrik
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan potensi produksi pabrik bahan anoda baterai litium di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, bisa memasok pembuatan 1,5 juta mobil listrik.

"Pabrik yang diresmikan Bapak (Presiden Joko Widodo) hari ini memiliki kapasitas 80 ribu ton yang cukup untuk membuat 1,5 juta mobil listrik," kata Luhut dalam sambutannya di sela peresmian pabrik tersebut dipantau secara daring di akun Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Rabu.

Menurut Luhut, pabrik baterai yang mampu memproduksi bahan anoda baterai sebanyak 80 ribu ton per tahun akan menjadi terbesar di Indonesia, sehingga mampu mendukung pembuatan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di tanah air.

Dia menuturkan bahwa keberhasilan Indonesia membangun hilirisasi dan mengembangkan ekosistem mobil dan baterai tidak lepas dari arahan Presiden Joko Widodo dan konsistensi pemerintah dalam menghentikan ekspor nikel ore.

Selain itu, Luhut menilai dengan adanya pabrik anoda baterai itu maka ekosistem industri litium baterai Indonesia akan semakin lengkap.

"Sesuai dengan tugas yang Bapak Presiden (Jokowi) berikan kepada kami, tidak hanya mengembangkan litium baterai baterai, tapi yang berbahan katoda nikel, juga katoda LFP (Lithium Ferro Phosphate) dan pabrik EV saat ini sedang dibangun Indonesia," tuturnya.

Baca juga: Menko Marvest: Keputusan Jokowi larang ekspor nikel untuk hilirisasi

Baca juga: Luhut: Pabrik anoda baterai litium Kendal akan buat Indonesia disegani


Ia mengatakan bahwa katoda tidak hanya berasal dari nikel, namun ada pula yang berasal dari fosfat dan besi sebagaimana kita kenal sebagai LFP (Lithium Ferro Phosphate).

Ia juga mengungkapkan LFP menjadi penting walaupun berpengaruh dengan cuaca ekstrem dingin maupun ekstrem panas.

"Oleh karena itu tetap saja orang masih melihat litium baterai itu pilihan yang terbaik saat ini," jelas Luhut.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik bahan anoda baterai litium di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Rabu, yang diharapkan memperkuat ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di tanah air.

"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim pada pagi hari ini saya resmikan pabrik anoda baterai litium PT Indonesia BTR New Energy Material di Kabupaten Kendal di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia," kata Presiden dalam sambutannya saat peresmian pabrik tersebut dipantau daring dari Jakarta, Rabu.

Kepala Negara menghargai kecepatan pembangunan pabrik tahap pertama di KEK Kendal tersebut dalam waktu 10 bulan pascapenandatanganan perjanjian kerja sama di Beijing, China, Oktober 2023.

Presiden mengungkapkan bahwa untuk bahan anoda baterai tersebut memang sebagian masih diimpor berupa natural graphite. Sedangkan untuk artificial graphite diambil dari kilang Pertamina.

"Pabrik bahan anoda baterai ini, ini sebagian memang barangnya kita impor yang untuk natural graphite diimpor dari Afrika. Untuk yang artificial graphite diambil dari kilang Pertamina di Riau untuk dijadikan bahan anoda baterai," ungkap Presiden.

Sementara untuk litium, jelas Presiden, Indonesia juga masih mengimpor dari Australia.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan pemerintah menargetkan pengembangan sebanyak 2 juta kendaraan berbasis listrik roda empat dan 13 juta kendaraan listrik roda dua pada 2030.

Dari target tersebut diharapkan terjadi penghematan energi sebesar 29,79 Million Barrel Oil Equivalent (MBOE) dan reduksi emisi gas buang sebanyak 7,23 juta CO2.

"Target tersebut merupakan bagian dari strategi percepatan program kendaraan listrik dan ekosistemnya, selain itu juga untuk akselerasi transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060," ujar Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahjana sebagaimana dikutip lewat keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (23/5).

Agus mengatakan Indonesia serius dalam upaya mengembangkan rantai pasok ekosistem baterai kendaraan listrik, mulai dari hulu hingga ke hilir, mengingat Indonesia dianugerahi potensi nikel yang cukup besar dalam mendukung pengembangan industri ekosistem kendaraan listrik.

Baca juga: Menko Luhut ajak investor kembangkan industri hijau Kalimantan Utara

Baca juga: Menko Luhut: Baterai berperan penting dalam transisi energi bersih


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024