Ottawa (ANTARA News) - Perdana Menteri Kanada Stephen Harper bergabung dengan sekutu di seluruh dunia menolak referendum pemisahan diri Krimea dari Ukraina pada Minggu, dan memperingatkan sanksi baru terhadap Rusia.
Dengan lebih dari separoh suara sudah dihitung, hasil awal menunjukkan 95,5 persen pemilih mendukung meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia.
"Apa yang disebut referendum digelar hari ini oleh Krimea di bawah pendudukan militer adalah ilegal," kata Harper seperti dikutip AFP. "Hasilnya adalah tidak lebih dari cermin kendali militer Rusia."
Pemimpin Kanada, yang akan mengunjungi Ukraina Sabtu ini mengatakan Kanada dan mitra-mitranya di G7 bekerja sama dengan sekutu-sekutu lain untuk "mengkoordinasikan sanksi-sanksi tambahan terhadap mereka yang bertanggung jawab."
"Ini adalah referendum yang tidak sah, tidak memiliki efek hukum dan kita tidak mengakui hasilnya," tambahnya.
Uni Eropa sebelumnya juga mengatakan referendum penggabungan Krimea ke Rusia "ilegal dan tidak sah", dan akan memberlakukan sanksi-sanksi baru Senin ini.
"Referendum itu ilegal dan tidak sah dan hasilnya tidak akan diakui," kata para pemimpin Dewan Eropa dan Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan bersama.
(H-AK/S004)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014