Beijing (ANTARA) - Setelah berangkat pagi-pagi sekali dengan kereta, Jiang Han, yang mengenakan pakaian tradisional China, bergabung dengan antrean panjang dalam ajang Pameran dan Konferensi Hiburan Digital China ke-21 (ChinaJoy 2024) di Shanghai.

Dia sangat antusias untuk berpartisipasi dalam kegiatan membuat sendiri kipas berpernis gaya kuno di stan gim "Wuhua Mixin".

Penggemar gim yang masih muda ini, yang berasal dari Kota Nanjing tak jauh dari situ, telah menghadiri setiap edisi ChinaJoy sejak 2018.

"Sebagai acara penentu tren di dunia animasi dan gim, ChinaJoy kini menyajikan semakin banyak tampilan inovatif budaya tradisional. Saya harus datang dan melihatnya sendiri," kata Jiang.

Stan "Wuhua Mixin" yang menarik perhatian Jiang pada ChinaJoy tahun ini menampilkan sebuah gim di mana para pemainnya mengumpulkan harta (gem) berupa warisan budaya China, termasuk lukisan tradisional, kaligrafi, puisi, porselen, dan sulaman.

"Gim ini seperti museum bergerak, yang menyediakan hiburan sekaligus kesempatan untuk belajar tentang sejarah," kata Jiang.

Dikembangkan oleh platform video-streaming daring Bilibili, gim ini dengan cepat mengumpulkan lebih dari 5 juta pendaftaran sejak peluncurannya pada April lalu.

"Wuhua Mixin" bukanlah satu-satunya produk hiburan yang menampilkan daya tarik budaya tradisional China di ChinaJoy tahun ini. Di zona demo untuk China Game Innovation Awards 2024, "The Bustling World", sebuah gim bermain peran (role-playing game/RPG) dunia terbuka (open world), memikat banyak pengunjung, termasuk seorang mahasiswa bermarga Yi dari Universitas Donghua di Shanghai.

"The Bustling World" menawarkan hampir 2.000 jenis komponen arsitektur, yang memungkinkan pemain untuk menciptakan kembali berbagai macam struktur China kuno.

Gim ini juga menyediakan hampir 1.000 pilihan untuk mendekorasi struktur-struktur ini, termasuk furnitur kuno, lampu, vas, lukisan, dan kaligrafi.

"Saya dapat melihat bagaimana industri gim menyatu dengan budaya tradisional untuk memadukan pengalaman virtual dan dunia nyata serta menciptakan simbol-simbol budaya baru. Wawasan ini sangat menginspirasi saya untuk tesis akhir saya tentang topik serupa," kata Yi.

Kebangkitan gim domestik yang terinspirasi oleh budaya tradisional terjadi di tengah berkembangnya industri gim di China dan kesadaran masyarakat yang kian meningkat untuk melestarikan kekayaan warisan budaya negara itu.

Menurut sebuah laporan industri, pada paruh pertama (H1) 2024, pendapatan penjualan dari pasar gim domestik mencapai 147,3 miliar yuan (1 yuan = Rp2.264), naik 2,08 persen secara tahunan (year on year/yoy). Selain itu, jumlah pengguna di China mencapai rekor tertinggi sebanyak 674 juta orang.

Memanfaatkan momentum ini, para pengembang gim domestik memicu minat global yang kian meningkat terhadap budaya China dengan memasukkan tema-tema tradisional, seperti Wuxia, atau prinsip seni bela diri dengan nilai kesatriaan, ke dalam karya mereka.

Salah satu contoh yang terkenal adalah "Naraka: Bladepoint", sebuah gim aksi yang dikembangkan oleh 24 Entertainment, studio anak perusahaan dari NetEase, perusahaan gim raksasa China.

Terinspirasi dari saga para prajurit kesatria, gim ini menampilkan senjata kuno, adegan, dan peran karakter dengan desain pakaian tradisional.

Para pemain dapat mengubah penampilan karakter mereka dalam gim dengan kostum yang terinspirasi oleh cerita rakyat kuno "Legenda Ular Putih" atau pakaian tradisional etnis She. Fitur ini didukung oleh sejumlah teknologi canggih seperti pemindaian 3D.

Menurut pengembangnya, "Naraka: Bladepoint" telah menarik lebih dari 40 juta pemain yang berasal dari 160 lebih negara dan kawasan di dunia, termasuk Amerika Serikat, Vietnam, dan Jepang.

"Black Myth: Wukong", yang dijadwalkan rilis pada 20 Agustus mendatang, adalah gim asal China lainnya yang telah mencuri perhatian komunitas gim di seluruh dunia dengan serangkaian trailer dan pratinjau langsung.

Terinspirasi oleh "Journey to the West", salah satu karya sastra klasik China, gim aksi dengan sudut pandang orang ketiga ini menampilkan Sun Wukong (Sun Go Kong), yang juga dikenal sebagai Raja Kera, sebagai karakter utamanya. Gim ini menampilkan pula berbagai arsitektur, kostum, dan elemen budaya tradisional.

Dalam waktu tiga hari setelah prajualnya yang dimulai pada Juni lalu, "Black Myth: Wukong" berhasil menembus angka 100 juta yuan, menjadikannya salah satu gim terpopuler di sejumlah platform seperti Steam dan WeGame.

Para pengamat percaya bahwa dengan memadukan estetika Ketimuran tradisional dengan teknologi video gim modern, "Black Myth: Wukong" akan menawarkan kepada para pemain gim di seluruh dunia sebuah kesempatan unik untuk mengeksplorasi serta mengapresiasi sejarah dan warisan budaya China yang kaya.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2024