Siem Reap (ANTARA) - Koridor Budaya China-Kamboja diluncurkan pada Selasa (6/8) di Bandar Udara Internasional Siem Reap Angkor di Kamboja barat laut, sebuah dorongan baru bagi pengembangan pariwisata regional.

Mengusung tema "World Heritage Face to Face, Civilization Mutual Learning Hand in Hand", koridor budaya tersebut bertujuan untuk mempromosikan lebih jauh warisan dan keberagaman budaya kedua negara karena tahun 2024 merupakan tahun pertukaran antarmasyarakat China-Kamboja.

Upacara peluncuran itu digelar di terminal keberangkatan penumpang internasional bandara itu, yang menampilkan sekitar 100 foto cantik yang menggambarkan suasana China dan Kamboja serta negara-negara Lancang-Mekong lainnya.

Pengunjung juga dapat menikmati pameran, dengan fokus pada tiga tema yaitu "bordir", "ukiran", dan "warna", yang memamerkan warisan budaya takbenda Provinsi Yunnan, China barat daya, dan Kamboja.
 
   Dalam acara tersebut, Rencana Tur Warisan Dunia, dengan tema "Mengunjungi 10 Situs Warisan Dunia dalam 10 Hari" (See 10 World Heritage Sites in 10 Days), juga diluncurkan. Ngov Sengkak, wakil gubernur Provinsi Siem Reap, mengatakan koridor itu sejalan dengan kampanye "Visit Siem Reap 2024", dan mengungkapkan keyakinannya bahwa koridor itu akan memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan pariwisata di Provinsi Siem Reap.


Chhean Leang, Sekretaris Negara Kementerian Informasi Kamboja, mengatakan koridor tersebut merupakan pencapaian baru dalam pertukaran antarmasyarakat dan budaya antara kedua negara.

"Koridor budaya ini akan memandu wisatawan dari seluruh dunia ke warisan budaya dan pemandangan yang unik dan indah di Kamboja dan China serta negara-negara Lancang-Mekong lainnya, salah satunya melalui pameran situs warisan dunia dan warisan budaya takbenda," katanya dalam acara tersebut.

Saat berbicara tentang peluncuran rencana tersebut, Leang yakin bahwa rute wisata ini akan menghubungkan situs warisan dunia di enam negara Lancang-Mekong dan menyuntikkan dorongan baru ke dalam pengembangan pariwisata regional.

"Kami dengan hangat menyambut wisatawan dari seluruh dunia untuk datang dan merasakan pesona Kamboja," katanya.
 
   Ngov Sengkak, wakil gubernur Provinsi Siem Reap, mengatakan koridor itu sejalan dengan kampanye "Visit Siem Reap 2024", dan mengungkapkan keyakinannya bahwa koridor itu akan memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan pariwisata di Provinsi Siem Reap


Ngov Sengkak, Wakil Gubernur Provinsi Siem Reap, mengatakan koridor itu sejalan dengan kampanye "Visit Siem Reap 2024", dan mengungkapkan keyakinannya bahwa koridor itu akan memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan pariwisata di Provinsi Siem Reap.

"Koridor budaya ini merupakan bukti nyata persahabatan yang kuat antara Kamboja dan China, menjadi jembatan persahabatan yang menghubungkan masyarakat dari kedua negara," katanya.

"Koridor budaya ini akan membantu wisatawan memperoleh wawasan yang lebih baik tentang kekayaan budaya kuno Kamboja dan China. Saya sangat yakin bahwa ini akan membantu meningkatkan jumlah wisatawan ke Provinsi Siem Reap," imbuh Sengkak.

Wang Jianghong, Wakil Kepala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Yunnan, mengatakan koridor itu diresmikan setelah Seri Budaya China (Yunnan)-Kamboja tentang "Mengunjungi Situs Warisan Yunnan dan Angkor" diluncurkan pada Juni untuk mempromosikan wisata sejarah dan warisan budaya di Yunnan dan Kamboja.

"Kami berharap melalui acara ini, kami dapat meningkatkan kerja sama di bidang budaya dan pariwisata antara Yunnan dan Kamboja, melakukan inovasi dalam hal produk dan layanan pariwisata, serta menciptakan pola baru untuk kerja sama pariwisata lintas perbatasan," katanya.

Dalam acara tersebut, para pewaris budaya takbenda dan seniman dari China dan Kamboja menampilkan seni warisan budaya takbenda dan flash mob, yang menarik banyak peserta dan audiens.

Dengan landasan pacu sepanjang 3.600 meter, bandara tersebut saat ini merupakan bandara terbesar di Kamboja dan merupakan pintu gerbang utama menuju Taman Arkeologi Angkor yang terdaftar di UNESCO di Provinsi Siem Reap.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2024