Washington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menegaskan tidak ada pihak yang boleh meningkatkan konflik di Timur Tengah, dan Washington telah menyampaikan pesan itu secara langsung kepada Iran dan Israel.

"Kami telah melakukan diplomasi intensif dengan para sekutu dan mitra, mengkomunikasikan pesan tersebut secara langsung kepada Iran dan Israel," kata Blinken kepada pers di Annapolis, Maryland, Selasa (6/8).

Dalam konferensi pers bersama Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong serta Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles itu, dia kembali menegaskan komitmen kuat AS terhadap keamanan Israel.

Blinken mengatakan bahwa AS akan terus membela Israel dan pasukannya terhadap serangan apa pun.

"Tetapi setiap pihak di kawasan itu harus memahami bahwa serangan lebih lanjut hanya akan melanggengkan konflik," katanya.

Ia memperingatkan bahwa serangan lanjutan dapat berakibat bahaya yang tidak dapat diprediksi dan dikendalikan oleh siapa pun.

Blinken lebih lanjut mendesak semua pihak untuk meredakan ketengangan, mengingat momentum menentukan yang sedang dihadapi bersama dalam perundingan gencatan senjata di Gaza.

Merujuk pada pembicaraan telepon antara Presiden AS Joe Biden dan Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad al Thani serta Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sissi, diplomat kelahiran 16 April 1962 itu mengatakan perundingan kini telah mencapai tahap akhir.

Selain itu, Blinken mendesak kepala biro politik Hamas yang baru ditunjuk, Yahya Sinwar, untuk menerima kesepakatan gencatan senjata.

"Dia (Sinwar) telah dan tetap menjadi penentu utama dalam penyelesaian gencatan senjata. Jadi, saya pikir ini hanya menggarisbawahi fakta bahwa dia lah yang benar-benar memutuskan apakah akan melanjutkan gencatan senjata yang secara nyata akan membantu begitu banyak warga Palestina yang sangat membutuhkan," katanya.

Blinken juga berbicara dengan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi terkait dengan upaya meredakan ketegangan regional dan perlunya mencapai gencatan senjata segera di Gaza, yang mencakup pertukaran warga Israel yang disandera dan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Ketegangan meningkat di Timur Tengah setelah pembunuhan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh pada 31 Juli 2024 di ibu kota Iran, Teheran, dan pembunuhan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr oleh Israel di Beirut.

Hamas dan Iran menuduh Israel membunuh Haniyeh. Sementara Tel Aviv belum mengonfirmasi atau membantah bertanggungjawab atas insiden tersebut.

Iran bersumpah akan memberikan hukuman keras bagi Israel sebagai balasan atas pembunuhan Haniyeh di wilayah negaranya.

Kelompok Hizbullah Lebanon juga diperkirakan akan melancarkan balasan setelah Israel membunuh Shukr dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli lalu.

Eskalasi konflik terjadi di tengah serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang telah menewaskan hampir 39.600 warga Palestina, menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu yang menewaskan 1.200 warga Israel.

Sumber: Anadolu

Baca juga: AS terus upayakan gencatan senjata di Jalur Gaza kendati Haniyeh wafat
Baca juga: Korban tewas akibat serangan tak henti Israel di Gaza mencapai 39.600
​​​​​​​

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2024