Kami lagi mengembangkan yang namanya beton geopolimer, beton tanpa semen sama sekali. Saat ini research kami sudah 50 persen dan sudah mulai menunjukkan hasil,
Jakarta (ANTARA) - PT Wijaya Karya Beton (Wika Beton) Tbk menyebut saat ini sedang mengembangkan beton geopolimer atau beton tanpa semen sama sekali sebagai upaya mengurangi emisi karbon.


Direktur Teknik dan Produksi Wika Beton Verly Widiantoro mengatakan, saat ini penelitian untuk beton geopolimer telah berjalan 50 persen dan diharapkan dapat digunakan dalam 2-3 tahun ke depan.

"Kami lagi mengembangkan yang namanya beton geopolimer, beton tanpa semen sama sekali. Saat ini research kami sudah 50 persen dan sudah mulai menunjukkan hasil," ujar Verly di Jakarta, Rabu.

Verly menjelaskan, penggunaan beton geopolimer diharapkan dapat mengurangi emisi karbon hingga 80 persen.

Menurut Verly, penggunaan semen dalam beton dapat menghasilkan emisi karbon yang sangat besar. Apabila penelitian yang dilakukan Wika Beton dengan menggandeng berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia berhasil, maka beton geopolimer dapat turut menyumbang pengurangan emisi karbon.

"Kalau kami bisa kami ingin menggantikan semen dengan bahan lain yang kami menyebutnya geopolimer. Reduce karbonnya bisa sampai 80 persen, semoga kami bisa sukses operasikan tapi memang masih dalam research," katanya.

Sementara itu, Wika Beton menjadi produsen beton pertama di Indonesia yang berhasil menerbitkan sertifikat EPD (Environmental Product Declaration) untuk produk unggulan PC Spun Pile atau Tiang Pancang.

Hal ini merupakan salah satu wujud serius komitmen Wika Beton untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mewujudkan praktik bisnis yang berkelanjutan.

EPD merupakan dokumen deklarasi yang berisi tentang pengungkapan dampak lingkungan dari analisa daur hidup suatu produk menggunakan Life Cycle Assessment (LCA) yang mengacu pada seri ISO 14025 dan ISO 14040.

Laporan yang terverifikasi secara internasional ini merinci berbagai potensi pemanasan global (global warming potential/GWP) seperti dampak pada karbon, udara, tanah, dan badan air.

Tak berhenti di situ, hasil perhitungan jejak karbon tersebut dijadikan dasar oleh Wika Beton untuk melakukan sejumlah improvisasi yang mengarah pada net-zero emission.

Hasilnya, terdapat total potensi reduksi emisi karbon mencapai 26,4 persen.

Atas usaha inovatif Perseroan untuk mendorong industri hijau ini, Wika Beton pun berhasil mengantongi sertifikasi Greenship Solution Endorsement (GSE) dengan predikat Platinum.

Perolehan sertifikat EPD dan GSE ini memperkuat posisi Wika Beton sebagai pelopor produk beton ramah lingkungan di Indonesia.

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024