IPO kan sekarang sebenarnya tinggal melihat market windows-nya seperti apa

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan masih mencermati kondisi pasar global sebelum memutuskan untuk menggelar Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia pada tahun ini.

Selama semester I-2024, pihaknya belum satu pun mengantarkan perusahaan untuk menggelar IPO di pasar modal Indonesia, dibandingkan sebelumnya mengantarkan empat perusahaan menggelar IPO selama semester I-2023.

“IPO kan sekarang sebenarnya tinggal melihat market windows-nya seperti apa. Ya kan market windows bisa lagi on atau bisa lagi off. Yang penting siapin, siapin fundamentalnya, siapin story-nya seperti apa,” ujar Oki seusai jumpa pers Economic and Market Outlook di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu.

Namun, pihaknya tidak diam yaitu tetap mempersiapkan perusahaan yang berencana melangsungkan IPO, di tengah penantian kebijakan suku bunga acuan dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.

"Kita gak tahu The Fed itu akan cut lebih cepat atau enggak. Jadi, kita yang penting persiapkan dulu perusahaan-perusahaan yang memang ada intention untuk ke market, termasuk IPO,” ujar Oki.

Bagi perusahaan yang akan menggelar IPO, ia mengingatkan bahwa faktor fundamental saja tidak lah cukup, namun perlu dibarengi dengan prospek pertumbuhannya seperti apa ke depan.

“Fundamentalnya bagus, enggak cukup lho, yang penting story kedepannya gimana. Growth story-nya maksudnya, growth story-nya kedepannya gimana. Udah gitu, yang ketiga, pick the right window,” ujar Oki.

Selain itu, lanjutnya, saat ini perusahaan-perusahaan juga masih mencermati terkait akan adanya transisi ke pemerintahan baru Indonesia pada Oktober 2024 mendatang.

“Kemudian, nanti juga pemerintahan baru juga baru Oktober gitu ya, kita juga baru tahu nanti kabinet ekonominya seperti apa. Jadi ya market lihat dulu, tapi enggak menutup, enggak nyetop perusahaan-perusahaan untuk get prepared,” ujar Oki.

Sampai 12 Juli 2024, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 32 perusahaan telah mencatatkan saham perdana di pasar modal Indonesia, dengan dana dihimpun mencapai Rp4.93 triliun.

Sampai periode tersebut, tercatat masih terdapat 21 perusahaan dalam pipeline (antrian) untuk melangsungkan pencatatan saham perdana di pasar modal Indonesia.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024