Palu (ANTARA) - Kantor SAR Palu, Sulawesi Tengah, menangani sebanyak 68 kejadian membahayakan keselamatan manusia pada periode Januari hingga Juli 2024.
"Operasi SAR dilakukan beragam dengan medan operasi yang dinamis," kata Kepala Kantor SAR Palu Andrias Hendrik Johanes, di Palu, Rabu.
Ia menyebutkan kegiatan operasi didominasi penanganan kecelakaan pelayaran sebanyak 31 kejadian, kemudian bencana alam (hidrometeorologi) sebanyak 13 kejadian, dan kondisi membahayakan keselamatan jiwa manusia 24 kejadian.
Baca juga: Kantor SAR Palu latih 51 orang terkait metode SAR permukaan air
"Kami mengimbau pemilik dan pengguna jasa transportasi laut agar senantiasa memperhatikan kondisi cuaca maupun melakukan pengecekan terhadap komponen kapal sebelum berlayar. Hal sepele dapat menimbulkan dampak besar bila tidak dilakukan penanganan tepat," ujarnya.
Ia mengemukakan dari 68 kejadian yang ditangani Kantor SAR Palu, terdapat 421 korban meliputi 397 korban selamat, 22 korban meninggal dunia, dan dua orang dinyatakan hilang.
Baca juga: Kantor SAR Palu asah kemampuan personel dengan latihan di dalam air
Di sisi lain, pihaknya juga melibatkan masyarakat dalam penguatan mitigasi bencana, karena Sulawesi Tengah salah satu daerah rawan terhadap bencana alam baik gempa, tsunami, likuefaksi, banjir maupun tanah longsor.
"Menghadapi kondisi darurat dibutuhkan pengetahuan yang cukup. Hal itu dimaksudkan guna menekan timbulnya korban jiwa," ucap Andrias.
Baca juga: Basarnas gelar rakor di Palu, optimalkan sinergi penyelamatan bencana
Kemudian unit siaga SAR Kabupaten Morowali mencakup wilayah operasi hingga Kabupaten Morowali Utara, serta unit siaga SAR Tolitoli mencakup wilayah operasi hingga Kabupaten Buol.
"Total personel kami sebanyak 86 orang, selain itu kami juga didukung dengan peralatan teknis lainnya untuk memudahkan kegiatan operasi, baik di darat maupun perairan," kata dia.
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024