Kami mengharapkan masyarakat tidak golput, kami mengajak masyarakat memberikan suara agar terpilih wakil rakyat yang terbaik."
Magelang (ANTARA News) - Para pemuka lintas agama yang tergabung dalam Peguyuban Umat Beriman Magelang (PUBM) Jawa Tengah menyelenggarakan doa bersama agar Pemilu 2014 berlangsung damai, melahirkan pemimpin yang bertanggungjawab, dan masyarakat berpartisipasi secara cerdas, Minggu (16/3) malam.
Doa bersama dan sarasehan para pemuka lintas agama yang berlangsung di Panti Ekakapti, Kompleks Gereja Santa Maria Magelang Kota Magelang itu, selain dihadiri perwakilan umat berbagai agama, juga sejumlah calon anggota legislatif baik tingkat kota setempat, Provinsi Jawa Tengah, maupun DPR RI, berasal dari berbagai partai politik.
Mereka yang memimpin doa secara bergiliran dalam kegiatan dengan koordinator Stefanus Kuswargono dan dihadiri Kepala Kevikepan Kedu Romo F.X. Krisno Handoyo itu, adalah K.H. Ashari (Islam), Romo Rosario Sapto Nugroho (Katolik), Pendeta Parlaen (Kristen Protestan), Tri Wahono (Hindu), Tjahja Darsana (Buddha), dan Oeng Ai Eng (Konghucu).
Saat sarasehan, para pemuka lintas agama, antara lain juga mengemukakan pentingnya masyarakat terlibat dalam pemilu, khususnya memberikan suara pada hari pemilihan mendatang, secara cerdas dan berdasarkan hati nurani.
"Kami mengharapkan masyarakat tidak golput, kami mengajak masyarakat memberikan suara agar terpilih wakil rakyat yang terbaik," kata Tri Wahono.
Selain itu, katanya, mereka yang terpilih sebagai anggota legislatif mendatang, dapat membawa perubahan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik melalui peranan mereka di lembaga tersebut.
Pendeta Parlaen mengatakan anggota legislatif yang memiliki hikmah akan melaksanakan tugas secara arif dan menggunakan otoritasnya bukan untuk kepentingan kekuasaan, akan tetapi kepentingan seluruh masyarakat.
Seorang pembicara lainnya yang juga pemuka umat Islam setempat, K.H. Ahmad Dahlan, mengemukakan pemimpin harus bisa menjaga kepemimpinan yang bersifat sakral itu.
Para caleg, katanya, sebagai calon pemimpin rakyat harus mendengarkan apa yang dikehendaki oleh rakyat.
"Bukan rakyat yang dibekali, tetapi mereka (caleg, red.) yang dibekali karena mereka calon pemimpin," katanya.
Kepala Gereja Santa Maria Fatima Kota Magelang, Romo Bonifasius Bambang Sumintarto, mengatakan umat tidak boleh golput dalam pemilu. Mereka harus memiliki niat baik dan mengajak lainnya untuk memilih caleg yang bertanggungjawab kepada Tuhan.
"Pemilu bukan saja harus berjalan secara bebas bertanggungjawab, damai, aman, dan tentram, akan tetapi orang-orang yang dipilih juga bisa membangun kehidupan damai, aman, tenteram, dan menyejahterakan rakyat. Jadi persoalannya bukan sekadar saat pemilu, tetapi juga setelah pemilihan," katanya.
Tjahja Darsana mengatakan masyarakat yang berhak memberikan suara harus menghindari pandangan ekstrem, berupa sikap golput pada pemilu mendatang.
"Masyarakat harus memilih, mencoblos dengan benar," katanya.
Oeng Ai Eng mengatakan caleg yang terpilih menjadi tumpuan untuk perubahan ke arah lebih baik atas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
"Tentukan pilihan, jangan golput, sedangkan caleg yang terpilih harus membawa kemakmuran dan bekerja untuk kepentingan seluruh rakyat," katanya. (M029)
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014