"Geliat tertinggi jam 06.00. Lalu harga-harga tertentu ada fluktuasinya, Senin, Jumat itu pasti harga tinggi karena orang butuh bunga di Sabtu dan Minggu untuk pernikahan, acara-acara jatuhnya di hari libur," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan bahwa meningkatnya kebutuhan masyarakat terkait bunga seiring dengan tren mengapresiasikan perasaan ke seseorang melalui bunga dalam bentuk papan bunga maupun buket.
"Saat ini banyak kalau, misalnya, tidak datang ke kawinan, bukan kasih uang tetapi kasih bunga. Seperti tanda kehadiran. Saya yakin kita punya potensi yang sangat luar biasa," ujar dia.
Karena mengetahui kebutuhan ini, Pemprov DKI pun membangun sinergi dengan daerah-daerah sekitar Jakarta dan bahkan wilayah pemasok seperti Ambarawa di Jawa Tengah dan Malang di Jawa Timur, salah satunya demi menjaga suplai bunga.
Eliawati mencontohkan, sebagian besar bunga sedap malam didapatkan dari pemasok kawasan Ambarawa, sementara mawar sebagian besar dari Malang.
Di sisi lain, Pemprov DKI dalam rangka meningkatkan promosi dan informasi produk bunga atau tanaman hias yang diperdagangkan di wilayah Jakarta mengadakan "Festival Bunga Rawa Belong 2024".
Baca juga: Pemkot Jakbar edukasi pedagang Rawa Belong yang berjualan di trotoar
Festival yang diadakan di Pasar Bunga Rawa Belong, Jalan Sulaiman Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada 7-8 Agustus 2024 ini juga diadakan guna mendorong meningkatnya kegiatan agribisnis bunga atau tanaman hias khususnya di Jakarta.
"Kegiatan ini merupakan jawaban kami ke teman-teman pedagang bagaimana kami ingin meningkatkan kembali pamor Pasar Bunga Rawa Belong," kata Eliawati.
Selain itu lomba melukis totebag, lomba konten, kursus oshibana, kursus "hand bouquet" dan aneka diskusi (talkshow).
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024