Kalau militer masih mampu ... silahkan, demokrasi sudah maju.

Palembang (ANTARA News) - Kepastian Joko Widodo menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan akan memanaskan bursa calon wakil presiden (cawapres), bahkan diprediksi akan terjadi "perang bintang" di kalangan militer.

Pengamat militer dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Alexandra Retno Wulan, di Palembang, Minggu, mengatakan, "Saya rasa memang sudah terlihat perang bintang. Kalau militer masih mampu ... silahkan, demokrasi sudah maju."

Sudah terlihat tanda-tanda "perang bintang" sejak sejumlah purnawirawan jenderal memutuskan maju pada bursa calon presiden.

Pengamat militer dari Universitas Indonesia, Connie Rahakundini mengatakan, sosok calon wakil presiden seharusnya memang dari militer jika Indonesia dipimpin oleh kalangan sipil.

Namun, lanjut dia, sosok militer yang dimaksud harus outward looking (bervisi bagus) dan punya wawasan luas soal pertahanan.

Connie mengatakan, sosok militer harus ada di dekat Jokowi karena sosok Jokowi yang sangat egaliter. Keberadaan sosok militer akan membantu Jokowi untuk mengambil sikap tegas dalam persoalan teknis pemerintahan.

Lain halnya dengan Direktur Imparsial Poengky Indarti yang menyatakan ketidaksetujuan terhadap wacana duet sipil-militer.

"Siapapun presiden dan wakil presiden mendatang memang layak karena kapasitas dan bersih, termasuk latar belakang sebelumnya," ujarnya.

Saat ini diketahui nama Prabowo Subianto dan Wiranto dicapreskan oleh masing-masing partainya. Sementara Pramono Edhie Wibowo masih bergulat di Konvensi Capres Partai Demokrat. Selain nama di atas, mulai muncul pula sejumlah nama yang dipandang berpeluang menjadi cawapres sepert Panglima TNI Jendral Moeldoko, KSAD Jendral Budiman, dan mantan KSAD Jenderal (pur) Ryanmizard Ryacudu.
(S037)

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014