Kairo (ANTARA News) - Pemimpin Tertinggi Gereja Koptik Mesir, PausShenuda III, mengeritik pernyataan pemimpin Tahta Suci Vatikan, PausBenediktus XVI, yang dianggap menghina Islam. "Apa pun alasannya, pernyataan yang menghina Islam itu sangat disesalkan," kata Paus Shenuda III, merujuk pada pernyataan PausBenediktus yang menimbulkan kecaman umat Islam di seluruh dunia. Kepada suratkabar berpengaruh Mesir, Al-Ahram, edisi Sabtu (16/9), pemimpin gereja Koptik kharismatik itu menegaskan bahwa Gereja Koptik tidak membenarkan siapapun menghina Islam, baik penghinaan itu dilakukan oleh seorang berkedudukan tinggi internasional, maupun seorang manusia biasa. Ia menegaskan ajaran yang diajarkan Yesus Kristus mewajibkan kepada pengikutnya untuk tidak menghina agama lain, baik menyangkut akidah maupun simbol-simbol agama tertentu. "Pernyataan yang menghina Islam dan umat Muslim bertentangan dengan ajaran suci Isa Al-Masih," ujar pemimpin gereja yang oleh warga Mesir disapanya dengan Baba Shenuda itu. Penyesalan senada diutarakan Syeikh Agung Al-Azhar, Prof Dr Mohamed Sayed Tantawi, yang menilai pernyataan Paus Benediktus itu sebagai melukai umat Islam. "Saya tidak menyangka adanya penyataan yang melecehkan Islam dari seorang pemimpin umat yang dihormati dunia. Ini sangat disesalkan," kata Syeikh Agung Al-Azhar, sembari menyarankan Vatikan untuk meminta maaf. "Vatikan hendaknya meminta maaf kepada umat Muslim untuk mencegah aksi kekerasan antar umat," kata Syeikh Tantawi yang dikenal sebagai tokoh moderat ini. Kecaman umat Islam itu bermula dari pidato Paus Benediktus XVI, Selasa (12/9) lalu, di sebuah universitas di Jerman, yang menyebutkanketerkaitan Islam dengan kekerasan, khususnya menyangkut jihad atauperang suci. Mengutip pernyataan Kaisar Romawi Timur pada abad ke-14 yang menyebutkan bahwa inovasi yang diajarkan Nabi Muhammad merupakan kejahatan dan tidak berperikemanusian. Pidato Paus dalam bahasa Jerman yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Italia, dan Perancis itu langsung memicu kemarahan umat Islam di berbagai negara. Di Mesir, unjuk rasa besar-besaran terjadi usai shalat Jumat (15/9) yang mendesak agar Mesir menarik duta besarnya dari Vatikan. (*)
Copyright © ANTARA 2006