Prastawa mengawali karier profesional bersama Aspac di musim 2012-13. Pada akhir musim, dia terpilih sebagai Rookie of The Year dan mendapatkan trofi juara IBL pertamanya.
 
Kemudian, musim 2013-14, pemain setinggi 1,73 meter itu juga membantu Aspac mempertahankan gelar juara liga.
 
Namun, sejak saat itu Prastawa belum pernah lagi meraih juara IBL.
 
Pada 2018, pemain berumur 31 tahun itu meninggalkan Aspac dan bergabung dengan Pelita Jaya.
 
Ironisnya, saat Prastawa meninggalkan Aspac yang berganti nama menjadi Stapac, justru klub tersebut keluar sebagai juara IBL 2018-19, setelah mengalahkan Satria Muda di final.
Pebasket Pelita Jaya Jakarta Andakara Prastawa Dhyaksa memegang piala, setelah timnya berhasil mengalahkan Satria Muda Pertamina Jakarta dalam pertandingan final ketiga IBL 2024 di Indoor Stadium SC, Tangerang, Banten, Minggu (4/8/2024). ANTARA/HO-IBL
Baca juga: Arti Juara IBL bagi pemain dan pelatih Pelita Jaya
 
Saat bergabung dengan klub kebanggaan warga Jakarta, Pelita Jaya, Prastawa telah menjelma menjadi ikon klub sekaligus kapten tim.
 
Dia membawa Pelita Jaya masuk final tiga musim berturut-turut, yaitu di tahun 2021, 2022, dan 2023.
 
Tetapi tiga tahun tersebut harus berakhir dengan kecewa, karena timnya hanya mampu menjadi runner up.
 
Sampai akhirnya, penantian panjang Prastawa berakhir di tahun 2024. Dia meraih trofi juara ketiganya, sekaligus yang pertama bersama tim Pelita Jaya, setelah mengalahkan Satria Muda Pertamina Jakarta pada Minggu (4/8) yang lalu.

Baca juga: Pelatih Pelita Jaya nilai pertahanan kunci kemenangan timnya

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024