Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi I DPR RI Jazuli Juwaini menilai pembunuhan tokoh pejuang Palestina Ismail Haniyeh menjadi bukti bahwa Israel tidak menginginkan perdamaian yang sudah diupayakan oleh berbagai pihak.
 
Menurutnya pembunuhan Ismail oleh Israel merupakan tindakan yang provokatif dan menyulut perang yang lebih luas. Hal itu juga menurutnya semakin menegaskan watak Israel sebagai penjajah.

"Di tengah upaya dunia mendorong perdamaian yang lebih permanen, Israel terus menggagalkan nya. Hal ini menunjukkan watak penjajah yang biadab dan tidak punya legitimasi moral apapun untuk mewujudkan upaya damai," kata Jazuli dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dia pun menegaskan bahwa Israel adalah biang kerok semua tragedi kemanusiaan dan gejolak dunia. Israel, kata dia, melanggar Diktum Piagam PBB, menentang berbagai resolusi PBB, melanggar HAM, dan menyalahi hampir semua pasal hukum internasional.

"Pejabat Israel telah diputuskan bersalah oleh Mahkamah Pidana Internasional atau ICC sebagai penjahat kemanusiaan. Lalu disusul keputusan Mahkamah Internasional atau ICJ bahwa tindakan pendudukan Israel di Palestina selama ini ilegal dan harus segera enyah dari tanah Palestina," katanya.

Dia yang juga menduduki jabatan Wakil Presiden Forum Anggota Parlemen Muslim Dunia, sangat menyesalkan organisasi internasional seperti PBB, termasuk negara-negara besar di Barat, telah gagal menghentikan kebiadaban dan penjajahan yang dilakukan Israel dengan instrumen hukum internasional yang tersedia.

"PBB dan negara-negara berpengaruh gagal menghentikan agresi Israel termasuk gagal mencegah pembunuhan terhadap tokoh seperti Ismail Haniyeh yang terus berkeliling dunia, melakukan diplomasi internasional untuk mewujudkan perdamaian di Palestina," kata dia.

Meski begitu, dia menilai bahwa gugurnya Ismail Haniyeh di tangan zionis bukan menambah surut perjuangan kemerdekaan Palestina, tetapi justru mengobarkan semangat untuk segera memerdekakan Palestina dari cengkeraman penjajah Israel.

Di saat yang bersamaan, pembunuhan atas tokoh politik dan pejuang Palestina ini akan semakin memanaskan situasi politik dan konflik di kawasan Timur Tengah dan menjauhkan upaya perdamaian dan stabilitas dunia.

"Oleh karena itu, PBB dan negara-negara berpengaruh harus bekerja keras kembali dan itu diawali dengan sikap dan tindakan yang lebih keras dan tegas kepada Israel agar tunduk pada aturan dan hukum internasional," katanya.
Baca juga: Presiden Abbas: Haniyeh dibunuh untuk perpanjang perang di Gaza
Baca juga: JK: Kunjungan ke pemakaman Ismail Haniyeh demi kedamaian bersama
Baca juga: Dewan Gereja Dunia desak pendudukan Israel dihentikan

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024