Simulasi berawal saat pelajar di sekolah itu mengikuti belajar mengajar. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan gempa berskala besar disertai bunyi sirene peringatan dini tsunami
Banda Aceh (ANTARA) - Ratusan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Banda Aceh beserta dewan guru mengikuti edukasi mitigasi atau pengurangan terhadap risiko bencana.

Mitigasi bencana yang digelar dalam bentuk simulasi gempa dan tsunami dipusatkan di halaman SMP Negeri 1 Banda Aceh di Banda Aceh, Rabu.

Simulasi berawal saat pelajar di sekolah itu mengikuti belajar mengajar. Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan gempa berskala besar disertai bunyi sirene peringatan dini tsunami.

Selang beberapa saat kemudian, para pelajar keluar kelas berkumpul di halaman sekolah. Mereka juga selawat badar sebagai doa agar bencana segera berakhir.

Selanjutnya, tim palang merah sekolah berkumpul di titik tertentu dan kemudian menyusuri setiap kelas. Mereka mengevakuasi rekan-rekan mereka yang mengalami akibat bencana alam tersebut.

Sejumlah guru juga memberikan pengarahan kepada anak didik mereka seraya menunggu informasi dari lembaga terkait dengan kebencanaan.

Ketika menerima informasi ada potensi tsunami, ratusan pelajar tersebut diarahkan menuju ke tempat aman. Sementara, korban luka-luka dievakuasi menggunakan ambulans.

Kepala SMP Negeri 1 Banda Aceh Rima Afriani mengatakan simulasi gempa dan tsunami ini diberikan kepada anak didik sebagai edukasi dalam mitigasi, sehingga dampak negatif dari bencana bisa diminimalisasi.

"Kegiatan ini diikuti 900-an pelajar SMP Negeri 1 Banda Aceh. Simulasi ini merupakan edukasi kepada anak didik agar mereka memahami bagaimana menghadapi gempa dan tsunami. Apalagi sekolah kami berada di zona rawan tsunami," katanya.

Rima Afriani mengatakan simulasi gempa dan tsunami ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahunnya sejak 2010. Simulasi ini sebagai bekal bagi mereka jika suatu saat menghadapi kejadian serupa.

Menurut dia, simulasi gempa dan tsunami tersebut dilakukan secara mandiri oleh pihak sekolah. Sebelum simulasi digelar, semua peserta didik diberikan pembekalan apa itu gempa dan tsunami, termasuk menonton kejadian nyata bencana 26 Desember 2004.

"Dengan bekal ini, paling tidak mereka bisa mengurangi dampak dari risiko sebuah bencana. Kami juga mengharapkan pembelajaran simulasi ini juga ditular anak didik kepada keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya," kata Rima Afriani.

Baca juga: Sirine gempa dan tsunami dibunyikan dalam simulasi bencana Sumbar
Baca juga: BMKG gelar simulasi hadapi tsunami dan gempa bumi di Bandara YIA
Baca juga: BMKG latih kesiapsiagaan warga Cilacap hadapi tsunami

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024