Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI) menegaskan tidak ada senjata yang hilang, baik yang tersimpan pada masing-masing angkatan maupun yang tengah dan telah digunakan dalam operasi.
Secara internal, TNI rutin melakukan pengecekan terhadap semua persenjataan yang dimiliki, termasuk yang digunakan dalam operasi, kata Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto kepada ANTARA, seusai memberangkatkan gerak jalan 5K dan 10K dalam rangka HUT ke-61 TNI di Silang Monas, Jakarta, Minggu.
"Pada masing-masing angkatan, baik darat, laut maupun udara, telah melakukan pemeriksaan kembali seluruh persenjataan yang dimiliki selain pemeriksaan rutin," katanya, menekankan.
Sampai saat ini, lanjut Panglima TNI, tidak ada laporan senjata yang hilang atau diambil oleh pihak lain.
Penegasan itu disampaikan untuk menjawab pertanyaan wartawan, sehubungan dengan peristiwa penemuan sejumlah senjata api, komponen senjata api dan ribuan butir amunisi di Jalan Tol Sedyatmo di Jakarta Utara pada 6 dan 8 September 2006.
Dari temuan itu, terdapat beberapa jenis senjata standar yang biasa digunakan oleh TNI dan Polri seperti M-16, Ak-47 dan Senapan Serbu (SS)-2.
Tentang adanya beberapa senjata yang menjadi senjata organik TNI seperti M-16, AK-47 dan Senapan Serbu (SS) SS-2, Djoko mengemukakan, tidak menutup kemungkinan senjata-senjata itu dimiliki pihak tertentu secara ilegal.
"Memang ada sebagian yang merupakan senjata organik TNI, tetapi bukan berarti itu milik TNI, bisa saja itu milik pihak lain yang mendapatkannya secara ilegal," ucapnya.
Djoko menambahkan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya penyelidikian dan pengusutan penemuan ribuan jenis senjata api, komponen senjata api dan ribuan butir amunisi dalam satu pekan silam itu, kepada pihak kepolisian.
"TNI juga akan terbuka terhadap proses penyelidikan dan pengusutan yang dilakukan polisi, untuk mengetahui riwayat dari senjata-senjata itu," kata Panglima TNI.
Pada kesempatan terpisah, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Adang Firman mengemukakan, pihaknya kini terus melakukan penyelidikan terhadap semua temuan senjata api, komponen senjata api dan ribuan amunisi tersebut.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan TNI, untuk menyelusuri riwayat dari senjata api tersebut," katanya menjawab ANTARA.
Semua kemungkinan, terutama yang terkait dengan senjata standar milik TNI/Polri yang ditemukan sepekan silam itu, akan diselidiki.
"Apakah itu sisa-sisa operasi di Timtim, Poso dan NAD, semua akan kita selidiki kemungkinannya," ujar Adang.
Tetapi yang jelas, tambah dia, pihaknya memperkirakan senjata-senjata itu adalah ilegal, meski ada nomor seri yang tertera dalam rangka beberapa senjata yang ditemukan.
"Kami akan terus selidiki, tanpa harus menuding senjata ini punya siapa. Dan kami akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mengetahui riwayat dari masing-masing senjata yang ditemukan itu," ucap Adang. (*)
Copyright © ANTARA 2006