Jakarta (ANTARA) - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kembali memfasilitasi nasabah binaannya untuk menciptakan variasi produk, seperti produk olahan tahu yang menjadi peluang usaha bagi nasabah Mekaar.

Melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU), sebanyak 16 nasabah unggulan yang merupakan ketua kelompok PNM Mekaar, mengikuti studi banding di Bandung. Ketua kelompok unggulan ini berasal dari Banjarnegara, Balikpapan, Pati, Pontianak, Purwokerto, Samarinda, Solo, dan Tegal.    

Nasabah diajarkan tentang jenis tahu, kualitas tahu yang baik, dan cara menjaga kebersihan tahu yang diolah, serta potensi usaha yang dapat dikembangkan. Tahu dapat menjadi alternatif olahan yang sehat dibandingkan dengan daging atau produk hewani lainnya.

Sekretaris Perusahaan PNM L. Dodot Patria Ary mengatakan bahwa studi banding merupakan salah satu bekal intelektual yang diberikan oleh PNM. Pasalnya, PNM merupakan perusahaan keuangan nonbank yang memberikan 3 modal usaha.

“PNM memberikan modal finansial, intelektual dan sosial. Jadi memang kami tidak hanya memberikan uang untuk nasabah berusaha lalu dilepaskan, namun didampingi sampai mampu naik kelas,” ungkap Dodot.

Studi banding juga bertujuan untuk meningkatkan relasi nasabah dengan sektor usaha yang sejenis. Harapannya, para peserta dapat saling berbagi cerita dan muncul ide-ide menarik untuk mengembangkan usaha masing-masing.

“Semakin banyak pendampingan yang dapat PNM berikan, maka potensi usaha nasabah juga semakin besar lewat jejaring sosial yang terbangun. Ujungnya pada meningkatnya kesejahteraan keluarga mereka yang berlatar belakang keluarga prasejahtera,” tambah Dodot.

Rini Tri Hastuti salah satu peserta studi banding dan yang juga menjalankan usaha pembuatan tahu secara turun temurun semakin paham pentingnya memilih bahan olahan yang sehat. Ia tidak menyangka terpilih sebagai ketua kelompok unggulan yang diajak untuk mengikuti studi banding. 

“Saya pikir setelah dapat modal dari PNM sudah selesai. Ternyata saya dapat pelatihan gratis seperti ini. Usaha produksi saya jadi sumber penghidupan bagi banyak keluarga di Krajan,” ujar Rini.

Selain itu Rini juga bersyukur mendapat pendampingan untuk mendapatkan legalitas usaha.
“Saya semakin pede jualan karena usaha saya sudah terdaftar. Semoga kita semua bisa keluar dari masalah ekonomi yang pernah kita alami,” pungkas Rini.

Sebagai informasi, pelaksanaan studi banding yang digelar PNM sendiri telah dilakukan sejak tahun 2022 dan lebih dari 200 nasabah telah merasakan manfaat dari program pendampingan ini.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2024