Paris (ANTARA) - Hari pembukaan cabang olahraga panjat tebing di ajang Olimpiade Paris diwarnai dengan sejumlah insiden dan pemecahan rekor, saat Aleksandra Miroslaw asal Polandia dua kali memecahkan rekor dunianya sendiri pada hari tersebut.

Seiring dengan itu terjadi gangguan pada sistem pencatatan waktu menyebabkan terhentinya kompetisi selama 20 menit di Le Bourget Sport Climbing Venue.

Babak kualifikasi cabang olahraga panjat tebing nomor speed dilangsungkan melalui fase penyisihan unggulan (seeding) dan penyisihan eliminasi untuk menentukan delapan peringkat teratas.

Miroslaw mencatatkan waktu 6,21 detik dalam percobaan pertamanya saat fase seeding, melampaui rekor dunia sebelumnya dengan selisih waktu 0,03 detik. Dia kemudian mempertajam catatan waktunya menjadi 6,06 detik pada babak kedua.

Di babak penyisihan eliminasi, atlet Polandia tersebut finis dengan catatan waktu 6,10 detik saat berhadapan dengan Aniya Holder asal Afrika Selatan dan melaju ke final.

Miroslaw (30) merupakan atlet panjat tebing tertua di nomor speed putri di antara 14 atlet lainnya. Dia telah memecahkan rekor dunia sebanyak tujuh kali sejak 2021 sebelum gelaran Olimpiade kali ini.

Namun, pemuncak nomor speed saat ini tersebut menolak untuk diwawancarai oleh media internasional mana pun usai kompetisi. Dia mengungkapkan perasaannya secara singkat dalam bahasa Polandia sebelum meninggalkan venue.
 
   Nomor speed putri dimulai dengan sedikit kendala. Perangkat pencatat waktu di Jalur A gagal berhenti saat dua kompetitor pertama, yaitu Zhou Yafei asal China dan Desak asal Indonesia, masing-masing mencapai puncak. Kompetisi dihentikan sementara, dan kedua atlet itu diizinkan untuk mengulangi panjatan usai kendala tersebut diperbaiki.   Sebelumnya pada hari yang sama, fase boulder di babak semifinal nomor kombinasi (gabungan) putra menampilkan para atlet panjat tebing papan atas menghadapi beragam tantangan dari pengatur rute panjat (route setter). Sorato Anraku asal Jepang, atlet panjat tebing termuda di Olimpiade Paris, menjadi satu-satunya atlet yang berhasil menyelesaikan dua dari empat rute yang ada di babak semifinal.    


"Saya yakin telah menyentuh pad finis di puncak, dan ketika saya tidak melihat catatan waktu saya, saya sedikit panik," kenang Zhou usai tahap kualifikasi.

"Namun, ketika saya melihat atlet putri Indonesia mengalami masalah yang sama, saya sadar bahwa ini adalah masalah sistem, jadi saya pun berangsur tenang," imbuhnya.

Zhou (20) mencatatkan waktu terbaiknya, yakni 6,38 detik pada tahap kualifikasi, yang mengantarkannya ke babak final dengan rekan senegaranya, Deng Lijuan.

Sebuah surel yang dikirim usai pertandingan nomor tersebut menyampaikan "Tim Paris 2024 saat ini sedang menganalisis penyebab insiden tersebut untuk memastikan hal itu tidak terjadi lagi."
 
   Sebelumnya pada hari yang sama, fase boulder di babak semifinal nomor kombinasi (gabungan) putra menampilkan para atlet panjat tebing papan atas menghadapi beragam tantangan dari pengatur rute panjat (route setter). Sorato Anraku asal Jepang, atlet panjat tebing termuda di Olimpiade Paris, menjadi satu-satunya atlet yang berhasil menyelesaikan dua dari empat rute yang ada di babak semifinal.    


Atlet berusia 17 tahun tersebut merasa bangga dengan performanya dalam babak pertama yang sulit. "Saya senang dapat menyelesaikan dua boulder, tetapi saya merasa frustrasi tidak dapat menyelesaikan boulder keempat," ujar Anraku, sembari menambahkan bahwa ambisinya adalah "menjadi raja panjat tebing."

Atlet-atlet lain akan bersuka cita jika berhasil menyelesaikan cukup satu boulder. "Rutenya sangat sulit!" ungkap Adam Ondra, bintang panjat tebing asal Republik Ceko. "Hanya satu kesalahan kecil (yang dapat berujung pada kegagalan). Anda tidak menempatkan kaki Anda pada pijakan 100 persen seperti yang seharusnya, dan tidak ada yang bisa Anda lakukan," imbuhnya.

Ondra, peraih 12 medali Kejuaraan Dunia Panjat Tebing, hanya berhasil mengatasi satu dari empat rute yang ada, dan dia merayakannya dengan berteriak usai menyelesaikan rute terakhir. "Saat ini, targetnya adalah untuk mencapai babak final, yang saya tahu sangatlah sulit," tuturnya.

Atlet panjat tebing China Pan Yufei saat ini menduduki peringkat ke-13. Delapan posisi untuk babak final akan ditentukan usai kompetisi lead pada Rabu (7/8).


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2024