Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung mengaku sangat bangga mengenakan seragam khusus untuk podium setelah dirinya menjadi atlet pertama yang meraih medali di Olimpiade Paris 2024.

Medali pertama yang disumbangkan Gregoria adalah medali perunggu. Ia meraih medali ini lebih cepat pada Minggu (6/8) setelah satu semifinalis Carolina Martin mengundurkan diri karena mengalami cedera lutut saat bertanding pada hari yang sama.

Seragam khusus ini didesain khusus oleh desainer kenamaan Indonesia, Didit Hediprasetyo.

Seragam podium yang dirancang Didit memiliki desain yang berbeda dengan yang digunakan atlet saat pelepasan di Istana Merdeka maupun yang dipakai sehari-hari selama Olimpiade Paris berlangsung.

“Pastinya senang sekali jadi atlet pertama yang pakai ini di podium. Bagus banget, suka dengan aksen Merah Putih di lengan kiri,” kata Gregoria melalui keterangan resminya yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Resiliensi Gregoria yang berbuah manis di Paris
Baca juga: Gregoria bingung ungkapkan perasaan setelah raih perunggu di Paris


Seragam khusus podium ini merupakan bagian dari seragam resmi Tim Indonesia yang terdiri dari warna dominan merah dan putih, dengan lambang Garuda Pancasila berada dalam perisai lingkaran berlatar belakang hitam yang ditempatkan di sisi kiri dada.

Seragam khusus ini juga masih mengambil inspirasi dari lagu nasional ‘Berkibarlah Benderaku’ ciptaan Ibu Sud yang mencerminkan nasionalisme dan kecintaan terhadap identitas negara Indonesia, bendera Merah Putih.

“Terima kasih kepada Mas Didit yang sudah mendesain seragam ini. Warnanya bagus dan sangat bangga pakai ini di podium. Saya yang biasanya tidak suka pakai baju warna cerah, karena biasanya bajunya warna hitam semua, senang sekali pakai baju ini,” imbuhnya.

Di Olimpiade Paris, kontingen Indonesia masih menyisakan delapan atlet yang masih berjuang untuk menjaga medali demi menjaga Merah Putih di panggung olahraga tertinggi dunia.

Baca juga: Gregoria ungkap makna medali perunggu yang ia raih di Paris

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2024