Semakin sering disusui, maka ASI akan semakin berproduksi. Sebaliknya, semakin tidak disusui maka semakin tidak keluar ASI-nya
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengingatkan agar semua ibu yang baru melahirkan dapat secara rutin memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayinya khususnya pada enam bulan pertama kelahiran.

“Semakin sering disusui, maka ASI akan semakin berproduksi. Sebaliknya, semakin tidak disusui maka semakin tidak keluar ASI-nya. Sebab hubungan antara payudara dan otak itu ada,” jelas Hasto dalam diskusi daring yang digelar  Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP)  DKI Jakarta, Selasa.

Hasto menjelaskan, ketika puting diisap oleh bayi maka isapan tersebut akan menstimulasi otak ibu untuk mengeluarkan hormon prolaktin yang mendorong produksi ASI.

Sebaliknya, apabila ibu tidak pernah menyusui bayi secara langsung, maka hormon prolaktin tersebut tidak keluar dan ASI pun tidak berproduksi.

Tak hanya itu, hisapan bayi juga memicu keluarnya hormon oksitosin yang membuat kantong-kantong air susu terpompa. Oleh karena itu, Hasto pun berpesan agar para ibu bisa memperhatikan cara-cara menyusui yang tepat.

“Menyusui juga sebaiknya payudara kanan kiri itu bergantian. Sebab kalau hanya salah satu, akan memicu radang infeksi karena tertampung terus air susunya tidak keluar,” kata Hasto.

Kemudian, Hasto juga mengatakan bahwa pemberian ASI eksklusif yang tepat juga dapat mendukung program keluarga berencana. Sebab, pemberian ASI eksklusif dapat menekan hormon kesuburan.

Namun Hasto mengingatkan, apabila perlekatan dan tata cara menyusui tidak benar, maka kehamilan di luar rencana pun dapat terjadi. Terlebih apabila ibu tidak langsung memakai kontrasepsi ketika melahirkan.

“Oleh sebab itu, jangan lupa juga menggunakan kontrasepsi,” kata Hasto.
Baca juga: Persagi DKI gencar kampanyekan pemberian ASI eksklusif 
Baca juga: PPAPP DKI sebut larangan promosi susu formula baik untuk anak
Baca juga: Arumi dukung pemerintah larang susu formula hambat pemberian ASI


Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024