Ke depan betul-betul kita bisa menerapkan ekonomi hijau yang menyelamatkan bumi Indonesia dan juga tentunya global secara luas.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) bersama World Resources Institute (WRI) Indonesia sepakat berkolaborasi mendukung perencanaan dan kebijakan agenda pembangunan rendah karbon (PRK) serta berketahanan iklim.

Kolaborasi tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Bappenas dan WRI Indonesia sekaligus Kick-Off Meeting Penyusunan Studi Indikator Transisi Energi Berkeadilan, juga melanjutkan pembahasan terkait penyusunan Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel.

“Ke depannya, tentunya akan terbuka peluang kerja sama ini yang kami harapkan bisa membantu Indonesia untuk agenda-agenda pembangunan khususnya untuk rendah karbon, berketahanan iklim dan juga dalam bidang kemaritiman dan sumber daya alam,” kata Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati, di Hotel Ayanan Midplaza, Jakarta, Selasa.

Beberapa fokus kerja sama yang disepakati dalam jangka panjang ialah penyusunan kajian ilmiah, perencanaan dan strategi dekarbonisasi di bidang kemaritiman dan sumber daya alam, lalu penyusunan perencanaan dan strategi pengelolaan ekosistem karbon biru (blue carbon) di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Kemudian juga penyusunan platform kemitraan multipihak untuk transformasi sistem pangan Indonesia, pengembangan kerangka kerja dan indikator guna memastikan transisi yang berkeadilan, serta bentuk dukungan lainnya yang sesuai dengan maksud dan tujuan kerja sama.

“(Berbagai kerja sama ini diupayakan agar) 20 tahun (2025-2045) ke depan betul-betul kita bisa menerapkan ekonomi hijau yang menyelamatkan bumi Indonesia dan juga tentunya global secara luas,” ujarnya pula.

Dalam kesempatan yang sama, Country Director WRI Indonesia Nirarta Samadhi menyatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman tersebut memperkuat kemitraan strategis antara kedua belah pihak yang selama ini sudah berjalan. Dengan begitu, WRI Indonesia disebut dapat semakin efektif dalam melanjutkan dukungan kepada Bappenas, setidaknya untuk lima tahun ke depan.

Dia menegaskan sejumlah bentuk dukungan agenda PRK dan berketahanan iklim dilakukan pada bidang sektor pangan dan pertanian, kehutanan, konservasi sumber daya air, kelautan dan perikanan, sumber daya energi, mineral dan pertambangan, serta lingkungan hidup.

Melalui kolaborasi ini, pihaknya bermaksud memfasilitasi upaya transisi menuju ekonomi hijau dan dekarbonisasi berbagai sektor tersebut dengan melakukan kajian ilmiah, berkontribusi dalam membangun data pembangunan yang lebih andal, berpartisipasi dalam pertemuan penyusunan kebijakan, serta memberikan masukan terhadap perancangan dokumen kebijakan yang relevan.

Beberapa topik yang sudah mulai diinisiasi Bappenas dan WRI Indonesia saat ini meliputi penyusunan kajian akademik, perencanaan dan strategi dekarbonisasi di sektor sumber daya kritis, mineral kritis, khususnya di industri nikel.

“Dalam menjalankan kemitraan strategis ini, penting juga bagi kami untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi dari semua pemangku kepentingan terkait untuk memastikan keberhasilan inisiatif ini,” ujar Nirarta.

Pemerintah sedang menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dan menyiapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Kedua dokumen ini memuat strategi untuk mencapai visi dan misi Indonesia Emas 2045, termasuk melalui transformasi ekonomi menuju ekonomi hijau, serta PRK dan berketahanan iklim.
Baca juga: OIKN kolaborasi dengan swasta wujudkan pembangunan rendah karbon
Baca juga: Bappenas: Pembangunan rendah karbon ciptakan 15,3 juta pekerjaan baru

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024