Kurator yang terlibat dalam pelatihan ini akan berperan penting dalam memilih dan melakukan penelitian terhadap objek-objek yang akan dipamerkan
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui kemitraan internasional dengan Australia menyelenggarakan pelatihan kurator dalam upaya meningkatkan kompetensi pengelolaan museum agar lebih profesional di  Jakarta.

"Kami mendukung kerja sama pemerintah dan kemitraan internasional dalam meningkatkan praktik pengelolaan museum di sini," kata Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana di Jakarta, Selasa.

Pelatihan kurator ini berlangsung di Museum Sejarah Jakarta, yang mencakup kegiatan meneliti dan menafsirkan objek penting bagi profesional museum Australia dan Indonesia.

Iwan mengatakan pelatihan yang merupakan bagian dari proyek Australia-Indonesia Museums (AIM)  melibatkan 22 peserta dan tiga fasilitator yang diseleksi dari museum-museum di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta bekerja sama dengan Deakin University (Australia), Western Australian Museum (WAM), dan Southeast Asia Museum Services (SEAMS).

Pada kegiatan ini, para narasumber berbagi cerita dan pengalaman mereka menerapkan metode significance 2.0 dalam melaksanakan riset koleksi di Australia.

"Narasumber yang hadir merupakan ahli dalam bidang museum, yaitu Gaye Sculthorpe Profesor Riset, Studi Warisan Budaya dan Museum, Deakin University; serta Corioli Souter Kepala Departemen Warisan Maritim, Western Australian Museum," sebut Iwan.

Setelah pelatihan, diadakan sesi diskusi bersama mengenai objek yang telah dipilih untuk ditampilkan dalam kegiatan Tetangga Exhibition.

Objek-objek yang telah dipilih akan dilakukan digitalisasi, termasuk pemindaian 3D dan dokumentasi video, untuk memperbarui pameran digital 'Pameran Tetangga' di laman https://tetanggaexhibition.com/.

Menurut Iwan, inisiatif ini menegaskan komitmen AIM Project untuk memanfaatkan teknologi digital guna meningkatkan akses terhadap warisan budaya.

"Kurator yang terlibat dalam pelatihan ini akan berperan penting dalam memilih dan melakukan penelitian terhadap objek-objek yang akan dipamerkan. Semoga keikutsertaan peserta dalam pelatihan ini dapat memperkaya ilmu dan menjadi inspirasi untuk tata pamer di setiap museum yang dikelola,” kata Iwan.

Adapun AIM Project bertujuan untuk memperkuat hubungan profesional dan meningkatkan kapasitas profesional museum di Indonesia dan Australia melalui pelatihan, penelitian, serta pameran yang melibatkan kerja sama kurator.

Proyek ini hasil kolaborasi antara Indonesian Heritage Agency, Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Cultural Heritage Asia-Pacific Group Deakin University, Western Australian Museum (WAM), Southeast Asia Museum Services (SEAMS), serta sejumlah museum mitra di Indonesia.
Baca juga: Pameran seni dan kuliner, bisa jadi pilihan wisata akhir pekan ini
Baca juga: Masuk Museum Batik Indonesia gratis
Baca juga: DKI atur tata pamer museum untuk hilangkan kesan kuno 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024