Jakarta (ANTARA) - Senior Economist Bank DBS Radhika Rao meyakini bahwa perekonomian Amerika Serikat (AS) tidak akan mengalami resesi, hanya akan mengalami perlambatan pada semester II-2024.

Menurutnya, perlambatan ekonomi AS tidak akan berdampak terlalu signifikan bagi perekonomian Indonesia.

“Ekonomi AS diperkirakan tidak akan terlalu buruk karena AS masih menambah jumlah pekerjanya,” ujar Radhika dalam Diskusi Media DBS di Jakarta, Selasa.

Dari sisi bisnis, Ia menyebut bahwa perlambatan ekonomi AS tidak akan berdampak terlalu signifikan juga, dikarenakan mitra besar perdagangan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah diambil alih oleh China.

“China juga bisa menggantikan AS, kami berharap dampaknya juga bisa diredam asalkan pertumbuhan China masih ada, atau pemulihan China masih seperti yang diharapkan,” ujar Radhika.

Radhika menyatakan akan terus memantau perkembangan perekonomian AS dalam beberapa waktu ke depan, terutama dari sisi bantuan fiskal pemerintah AS serta sentimen di sektor swasta.

Tercatat, pertumbuhan ekonomi AS masih cukup kuat pada kuartal II- 2024 sebesar 2,8 persen year on year (yoy).

Namun demikian, pada Mei, Juni, dan Juli 2024, angka pengangguran AS tercatat masing-masing sebesar 4 persen, 4,1 persen, dan 4,3 persen, dengan rata-rata sekitar 4,13 sebesar.

Kemudian, pada Jumat (02/08) pekan lalu, data nonfarm payrolls (NFP) AS hanya meningkat 114.000, jauh di bawah perkiraan yang sebesar 175.000 dan tingkat pengangguran atau unemployment rate naik menjadi 4,3 persen, di atas ekspektasi yang hanya sebesar 4,1 persen.

Data tersebut mendorong kekhawatiran pasar terhadap terjadinya pelemahan pertumbuhan ekonomi AS bahkan resesi, sehingga membuat para pelaku pasar cenderung berhati-hati tentang prospek ekonomi negara tersebut.

Baca juga: Pemerintah antisipasi dampak resesi ekonomi AS ke RI
Baca juga: Jepang lolos dari resesi dengan pertumbuhan ekonomi 0,4 persen
Baca juga: Celios paparkan berbagai dampak tekanan ekonomi AS terhadap Indonesia

 

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024