Bantul (ANTARA News) - Hujan abu vulkanik pascaerupsi Gunung Kelud, Jawa Timur yang sampai di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berpengaruh positif bagi sektor pertanian.
"Abu vulkanik yang jatuh ke Bantul berdampak positif bagi pertanian, karena partikel abu yang membawa belerang itu akan menambah kesuburan lahan," kata Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Widodo, akhir pekan ini.
Dia mengatakan dampak positif bagi sektor pertanian itu akan dirasakan petani setelah jangka panjang, karena proses pelapukan tanah membutuhkan waktu selama bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun.
"Kondisi geografis di Daerah Istimewa Yogyakarta yang diapit gunung-gunung ini yang menjadikan potensi terdampak bencana, namun di balik itu ada pengaruh positif khususnya di sektor pertanian yang semakin subur," katanya.
Dia juga mengatakan dampak positif jangka pendek dari hujan abu vulkanik pada sekitar Februari adalah tanaman yang sudah tumbuh dewasa saat tertutup abu terhindar dari segala macam hewan pemangsa tumbuhan.
"Tanaman yang tertutup abu baik itu hewan pengerat seperti tikus dan penggorok tidak mau makan tumbuhan karena partikel vulkanik itu, jadi memang sementara menguntungkan," katanya.
Ia mengatakan, meskipun terdapat dampak positif, namun abu vulkanik juga bisa mengganggu pada masa penyerbukan sehingga mengakibatkan rontok.
Abu vulkanik yang ada di tanaman cabai bisa memperparah kerusakan tanaman hortikultura itu jika sudah kena hama.
"Tanaman cabai di lahan pasir dilaporkan pada layu dan membusuk, namun faktornya bukan karena abu, namun hama, karena lahan cabai ini merupakan tanaman "off-season" (di luar musim), sehingga rentan terhadap serangan penyakit," katanya.
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014