Jakarta (ANTARA) - Shalat merupakan ibadah yang menghubungkan manusia dengan Allah SWT yang wajib dilaksanakan setiap umat Islam. Dalam melaksanakannya, terdapat rukun shalat yang harus dilakukan agar ibadah tersebut memenuhi syarat untuk dianggap sah menurut syariat Islam.

Rukun shalat merupakan hal yang teramat penting sebagai bagian penyusun dalam melaksanakan shalat. Melansir laman NU Online, Mustafa al-Khin dan Musthafa al-Bugha, Al-Fiqh al-Manhaji 'ala Madzhab al-Imam al-Syafi'i juz I, halaman 129, menjelaskan:

"Makna rukun. Rukun sesuatu ialah bagian mendasar dari sesuatu tersebut, seperti tembok bagi bangunan. Maka bagian-bagian shalat adalah rukun-rukunnya seperti ruku’ dan sujud. Tidak akan sempurna keberadaan shalat dan tidak akan menjadi sah kecuali apabila semua bagian shalat tertunaikan dengan bentuk dan urutan yang sesuai sebagaimana telah dipraktekkan oleh Nabi SAW."

Rukun shalat dikategorikan menjadi dua jenis, yakni rukun fi’li (perbuatan) dan rukun qauli (ucapan). Dalam sebuah hadits sahih riwayat Al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda: "Shallu kama ra’aitumuni ’ushalli" yang artinya "Shalatlah sebagaimana engkau melihat diriku melakukannya."

Baca juga: Rukun Islam, urutan serta penjelasannya

Hadits ini mengajarkan bahwa tidak ada cara shalat selain seperti yang pernah Nabi Muhammad SAW lakukan berdasarkan riwayat para sahabatnya. Para ulama berhasil merumuskan fardlu atau rukun shalat menjadi 15, dengan menghitung tiap-tiap thuma’ninah (tenang, tak bergerak sejenak) sebagai satu rukun. Berikut rukun shalat dengan urutannya:

Rukun shalat

1. Niat merupakan rukun shalat yang pertama. Di dalam ajaran Islam niat menempati posisi penting dalam melakukan berbagai ibadah. Bacaan niat tiap-tiap shalat berbeda, baik itu sunnah maupun fardhu. Melafalkan niat shalat mengucapkannya dengan mulut dibarengi di dalam hati.

2. Takbiratul Ihram, tangan diangkat ke atas dibarengi dengan mulut mengucapkan "Allahu Akbar".

3. Memasang niat bersamaan dengan takbiratul ihram dengan hati membisikkan niat dilakukan secara bersamaan.

4. Berdiri bagi yang mampu, Hadits al-Bukhari menjelaskan: "Shalatlah dengan cara berdiri, bila tak mampu, maka boleh duduk. Bila tidak mampu juga, boleh sambil tidur miring." Ada tambahan dalam riwayat an-Nasa’i, "jika masih tidak mampu, boleh dengan terlentang, Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya."

5. Membaca surah Al-Fatihah. Dalam melaksanakan shalat, muslim wajib membaca surat Al-Fatihah karena jika terlewat shalat tak akan absah.

6. Rukuk atau merundukkan tubuh di mana posisi punggung dan leher sejajar, datar, lurus dan tidak melengkung, kedua betis berdiri tegak dengan kedua lutut dipegang oleh kedua telapak tangan dengan jari-jari terbuka serta diam tenang seraya tiga kali mengucapkan doa: "Subhana rabbiyal 'adhimi wa bihamdihi."

Baca juga: Kumpulan doa selamat dunia akhirat, memohon perlindungan Allah SWT

7. I’tidal atau berdiri setelah rukuk dengan membaca "Sami'allahu liman hamidah." Kemudian saat berdiri dilanjutkan membaca "Rabbanaaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul-ardhi wa mil-u maa syik-ta min syai-im ba’du."

8. Sujud atau menempelnya dahi orang yang shalat pada tempat sujudnya dengan membaca tiga kali "Subhana rabbiyal a’laa wa bi hamdih."

9. Duduk di antara dua sujud, dilakukan dengan menegakkan kaki kanan dan meletakkan kaki kiri menempel lantai kemudian menduduki kaki kiri dengan bacaannya.

10. Thuma’ninah dalam empat rukun sebelumnya (rukuk, i’tidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud) yakni tenang, tak bergerak sejenak.

11. Tasyahhud akhir, meletakkan kaki kiri tak diduduki melainkan dijulurkan ke bawah kaki kanan, sementara pantat kiri menempel lantai.

12. Membaca shalawat Nabi setelah tasyahhud akhir, dengan membaca "Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad."

13. Melafalkan salam dengan membaca "Assalaamu‘alaikum warohmatullah."

14. Duduk untuk membaca tasyahud akhir, shalawat Nabi, dan salam.

15. Tertib dalam melakukan semua rukun di atas.

Baca juga: Bacaan doa shalat istikharah lengkap dengan artinya
Baca juga: Bacaan doa iftitah dalam bahasa Arab dan latin serta keutamaannya

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024