Jakarta (ANTARA News) - Kalimat "Baik, selamat malam" merupakan kalimat terakhir yang terdengar dari kokpit Malaysia Airlines Flight 370, kata Zulazri Mohd Ahnuar, seorang pejabat penerbangan sipil Malaysia seperti dikutip CNN.
Tidak ada yang bisa memastikan siapa dari pilot pesawat itu (pilot dan kopilot) yang menyampaikan kalimat terakhir itu, namun menurut Menteri Perhubungan Malaysia penyelidik-penyelidik Malaysia mencurigai salah satu dari mereka terlibat dalam hilangnya pesawat itu.
Sementara itu informasi para pejabat AS menunjukkan bahwa jet penumpang Boeing 777-200ER itu mungkin terbang lima jam setelah hilangnya kontak dengan pilot.
Tugas pilot selama penerbangan adalah menerbangkan, mengemudikan dan berkomunikasi, kata seorang pakar penerbangan.
Mereka mungkin tetap menerbangkan namun mereka tidak dapat atau tidak mau berkomunikasi, ulas CNN.
Lalu, siapakah kedua pilot MH370 itu? Ini adalah sekelumit tentang mereka.
Kapten Zaharie Ahmad Shah (50 tahun)
Menurut satu sumber kepada CNN, polisi berpatroli di luar rumahnya setiap hari setelah MH370 dinyatakan hilang, tapi tak pernah masuk ke rumah itu, padahal jika polisi masuk maka mereka akan mendapati satu simulator penerbangan di sana.
Dalam satu video YouTube yang kemungkinan diposting dia, Zaharie terlihat duduk di depan simulator itu.
Pada sebuah forum online Jerman bagi para peminat simulator penerbangan, X-Sim.de, ada sebuah posting dari November 2012 atas nama dia yang mengatakan dia telah membuat simulator untuknya sendiri.
"Sekitar satu bulan lalu saya selesai merakit FSX dan FS9 dengan enam monitor." Itu bunyi pesan yang ditandatangani Capt Zaharie Ahmad Shah BOEING 777 MALAYSIA AIRLINES.
FSX dan FS9 adalah game simulator penerbangan ciptaan Microsoft.
Zaharie adalah pilot dengan jam terbang 18.365 jam yang juga instruktur penerbangan.
Pada satu saluran YouTube yang sama, Zaharie memberi tip bagaimana memperbaiki kulkas dan AC. Keaslian posting Zaharie ini belum diverifikasi.
Kopilot Fariq Ab Hamid (27 tahun)
Koresponden penerbangan CNN Richard Quest pernah masuk ke ruang kokpit MH 370 saat Fariq Ab Hamid menjalani pelatihan. Quest menyaksikan dia mendaratkan pesawat di bawah supervisi seorang pilot senior Februari lalu.
Sang pilot senior itu menilai pendaratan oleh Fariq sempurna sesuai buku teks.
Fariq bergabung dengan Malaysia Airlines pada 2007. Dia memiliki 2.763 jam terbang dan mengemudikan Boeing 777-200 setelah menyelesaikan latihan simulator penerbangan.
Quest ternyata bukan satu-satunya tamu yang pernah bersama dengan dia di kokpit pesawat.
Seorang perempuan yang pernah menjadi penumpang pesawat itu yang bernama Jonti Roos mengaku diundang untuk masuk kokpit pada sebuah penerbangan dari Thailand ke Malaysia, saat Fariq terbang dengan pilot berbeda.
Perempuan itu berfoto dan mengatakan Farid dan kawannya merokok di dalam kokpit. Setelah hilangnya MH 370, perempuan ini melaporkan pengalamannya kepada wartawan.
Malaysia Airlines terperanjat mengetahui pengakuan ini.
Perdalam kemungkinan
Pengakuan Roos ini membuka kemungkinan mengenai keberadaan orang ketiga atau keempat yang bergabung di dalam kokpit bersama Zaharie dan Fariq.
Mantan pilot Mark Weiss curiga dari situlah kecelakaan bermula.
"Sepertinya ada petunjuk nyata yang mengantarkan bahwa sesuatu mengambil alih pesawat itu, seseorang mengambil alih pesawat itu keluar dari jalur penerbangan seharusnya. Itu tidak terjadi hanya karena kecelakaan," kata dia.
Seperti kebanyakan skenario yang menyelimuti penerbangan MH370, skenario itu juga belum dikenal.
Tanda-tanda lain ada kehidupan juga tertangkap kelap kelip citra radar, yaitu sinyal dari transponder pesawat.
Perangkat ini berada di antara kedua pilot dan bisa dimatikan dengan satu puntiran tangan. Bagi seorang pilot, mematikan transponder akan tampak sembrono karena informasi yang dikirimkan memberi perlindungan vital bagi pesawat, kata Weiss.
Lalu bagaimana dengan tidak terlihat di radar? "Pilot pesawat penumpang tidak dilatih untuk penghindaran radar," kata pakar penerbangan Keith Wolzinger, mantan pilot Boeing 777. Para pilot ingin tetap berada dalam pantauan radar, karena radar melindungi pesawat mereka.
Menurut dia, hanya pilot militer yang dilatih untuk menghindari radar.
sumber: CNN.com
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014