Dubes Lutfi memaparkan langkah-langkah dalam menghadapi tantangan kerja sama Ekonomi dan Perdagangan Indonesia-Mesir, di antaranya dengan pembentukan Komite Perdagangan Bersama atau Joint Trade Committee (JTC) pada 15 Mei 2023 di Kairo.
"Pertemuan perdana JTC RI-Mesir telah terlaksana pada 31 Juli di Jakarta dengan kesepakatan peningkatan perdagangan bilateral menuju perdagangan bebas dengan memfasilitasi lebih banyak kerjasama B to B." sebut Lutfi dalam rilis KBRI Kairo pada Selasa (6/8).
Selanjutnya Lutfi menjelaskan bahwa pertemuan tersebut membahas tentang hambatan perdagangan, pembentukan inisiatif perdagangan bebas/FTA dan mekanisme transaksi imbal dagang atau counter trade.
Selain itu, Lutfi juga memaparkan tentang dampak konflik di kawasan terhadap dimensi perekonomian Mesir, seperti konflik Rusia-Ukraina, perang Gaza serta serangan di Laut Merah.
"Serangan di Laut Merah, terutama di sekitar Terusan Suez mengganggu jalur perdagangan global, sehingga ketidakstabilan yang terjadi menyebabkan peningkatan biaya pengiriman,' ujar Lutfi.
Lutfi mengatakan biaya pengirimian per kontainer ukuran 20 kaki meningkat tajam dari yang sebelumnya 1.600 dolar AS (Rp25,8 juta) menjadi 5.000-6000 dolar AS (Rp80,9 - 97 juta) dari pelabuhan Indonesia menuju pelabuhan Mesir.
Hal itu disebabkan perusahaan pelayaran memilih rute alternatif yang relatif lebih aman meski jarak lebih jauh, tambah Lutfi.
Sementara itu Atase Perdagangan KBRI Kairo M. Syahran Bhakti yang turut mendampingi Lutfi menjelaskan bahwa Mesir merupakan salah satu mitra dagang non-tradisional yang penting bagi Indonesia.
"Kami mengharapkan produk-produk unggulan asal Sulawesi Tenggara ini dapat diperkenalkan secara berkelanjutan kepada buyer-buyer potensial di Mesir," ujar Syahran.
Kuliah Umum yang dihadiri Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof. Dr. Laode Antu dan Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Prof. Dr. Onu La Ola ini juga membahas akses pasar produk-produk unggulan Sulawesi Tenggara di antaranya Sagu dan produk turunannya,
Ada juga produk lainnya seperti biji kopi, biji kakao, kelapa, cengkeh, jambu mete, lada, pala dan briket arang batok kelapa serta produk perikanan dan hasil laut.
Kuliah umum yang dihadiri para dosen dan akademisi serta 100 mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari ini diharapkan dapat menciptakan wirausahawan dan entrepreneur baru dari Universitas Halu Oleo.
Baca juga: RI catat transaksi Rp253 miliar dalam pameran produk makanan di Mesir
Baca juga: Dubes RI serahkan penghargaan Sertifikat Apresiasi ke perusahaan Mesir
Baca juga: Mesir berkomitmen tingkatkan impor kopi Indonesia
Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024