Lulusan Poltek Nuklir diharapkan memiliki daya saing global dan bisa menjadi pekerja profesional di luar negeri
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah berupaya dalam memperkuat pendidikan vokasi teknologi nuklir di Indonesia, yang terletak di Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) di Yogyakarta.   

"Sesuai dengan kebijakan pemerintah Indonesia tentang revitalisasi Politeknik, maka penyelenggaraan pendidikan tinggi di politeknik berorientasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan profesional, diimbangi dengan pelaksanaan pelatihan dan pemagangan selain pembelajaran di kelas," kata Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek (SDMI) BRIN Edy Giri Rachman Putra melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
 
Edy yang juga merupakan Ketua Dewan Pertimbangan Poltek Nuklir menyatakan pihaknya mendukung pengembangan dan penguatan pendidikan tinggi vokasi di Poltek Nuklir, yang sesuai dengan tugas dan fungsi serta rencana strategis pengembangan iptek nuklir di Indonesia.
 
Salah satu rencana strategis tersebut, paparnya, dengan menjadikan Kawasan Sains dan Edukasi (KSE) Ahmad Baiquni, Babarsari, Yogyakarta sebagai pusat pendidikan tinggi vokasi ketenaganukliran nasional.
 
"Nantinya akan diusulkan menjadi IAEA Collaborating Center for Nuclear Education, Basic Research, and Training in Asia-Pacific," lanjutnya.
 
Edy juga menjelaskan pengembangan pendidikan di Poltek Nuklir nantinya juga akan mengusung konsep teaching industry yang akan didukung penuh oleh BRIN, baik dari segi fasilitas maupun tenaga ahli untuk membantu mengajar dan melakukan riset inovasi di Poltek Nuklir.
 
Melalui upaya tersebut, sambungnya, lulusan Poltek Nuklir diharapkan memiliki daya saing global dan bisa menjadi pekerja profesional di luar negeri.
 
"Artinya, lulusan Poltek Nuklir nantinya tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan industri nuklir dalam negeri tetapi juga luar negeri," ujarnya.

Edy juga menyebut pihaknya juga tengah bekerja sama dengan sejumlah mitra luar negeri, seperti Rosatom Technical Academy dan Tomsk Polytechnic University (TPU) dari Rusia.
 
Sejak tahun 2020, paparnya, Poltek Nuklir telah mengirimkan mahasiswa dan dosennya untuk mengikuti winter dan summer camp terkait radiochemistry, nuclear security, serta menerima dukungan tenaga ahli untuk mengajar dan mengembangkan kurikulum.
 
Sementara itu, Direktur Poltek Nuklir Zainal Arief menjelaskan peta jalan Poltek Nuklir ke depan dengan dukungan BRIN, seiring rencana menjadikan Babarsari sebagai Kawasan Sains Edukasi sebagai homebase Poltek Nuklir.
 
"Ada beberapa penyesuaian dari sisi pengelolaan fasilitas dan juga Sumber Daya Manusia (SDM) terkait dengan roadmap dan perkembangan kebijakan," ujarnya
 
Ke depan, ungkap Zainal, Poltek Nuklir direncanakan akan memiliki pendidikan vokasi program Magister Terapan guna mendukung pengembangan iptek nuklir di Indonesia.

Baca juga: BRIN-Undip gagas riset tentang pengembangan PLTN
Baca juga: BRIN-IAEA perkuat kapasitas instrumen dan aplikasi nuklir di Indonesia
Baca juga: BRIN paparkan langkah pembangunan PLTN di Indonesia

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024