"Uni Eropa dengan cermat memantau peristiwa yang terjadi di Bangladesh. Sangat penting bahwa transisi yang teratur dan damai menuju pemerintahan yang dipilih secara demokratis terjamin, dengan menghormati penuh hak asasi manusia dan prinsip-prinsip demokrasi," kata Borrell dalam sebuah pernyataan.
Tokoh politik Spanyol itu mengatakan bahwa Uni Eropa bersedih atas korban jiwa yang dilaporkan selama protes baru-baru ini dan menyerukan pembebasan segera mereka yang diyakini Brussels ditahan secara sewenang-wenang.
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan saudarinya dilaporkan meninggalkan kediaman resmi mereka di ibu kota Dhaka ke tempat yang lebih aman setelah aksi protes berubah menjadi tindakan kekerasan.
Protes terhadap sistem kuota pemerintah Bangladesh untuk pekerjaan publik meningkat bulan lalu setelah bentrokan kekerasan di Universitas Dhaka.
Para pengunjuk rasa menuntut pengakhiran sistem kuota, yang mencadangkan 30 persen posisi jabatan pemerintah untuk anggota keluarga veteran perang 1971.
Mereka menuduh diskriminasi dan keberpihakan terhadap pendukung Hasina, yang partainya memimpin gerakan kemerdekaan.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Panglima Militer Bangladesh umumkan pemerintah transisi
Baca juga: PM Bangladesh tinggalkan negaranya di tengah seruan pengunduran diri
Penerjemah: Primayanti
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024