Saya juga pernah ditanyai hal yang sama wartawan setahun lalu terkait isu ini, dan saya langsung meneliti jurnal-jurnal dan saya kumpulkan, ternyata tidak ada yang menyebutkan hal ituJakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan belum adanya bukti mengenai air minum dalam kemasan (AMDK) galon polikarbonat sebagai penyebab infertilitas atau gangguan reproduksi.
Dalam rilis yang disiarkan oleh pihaknya di Jakarta pada Senin, ia menjelaskan dalam dunia kedokteran, suatu makanan atau minuman bisa dianggap merugikan jika sudah ada bukti meta-analisa atau teknik statistika untuk menggabungkan dua atau lebih penelitian orisinil yang dapat digabungkan.
Baca juga: BKKBN: 13.040 balita bermasalah gizi di Lampung sudah diintervensi
Baca juga: BKKBN: 13.040 balita bermasalah gizi di Lampung sudah diintervensi
“Kaitannya tidak signifikan antara air galon Polikarbonat dengan infertilitas. Itu juga yang saya baca di beberapa jurnal itu tidak signifikan berpengaruh dan tidak signifikan di dalam air minuman dalam kemasan itu mengandung zat yang bisa menyebabkan infertilitas,” kata Hasto.
Dia menambahkan, sudah melakukan kajian terhadap beberapa jurnal sejak setahun lalu usai mengetahui adanya isu yang mengaitkan air galon polikarbonat dengan penyebab infertilitas.
“Saya juga pernah ditanyai hal yang sama wartawan setahun lalu terkait isu ini, dan saya langsung meneliti jurnal-jurnal dan saya kumpulkan, ternyata tidak ada yang menyebutkan hal itu,” imbuhnya.
Ia menegaskan, suatu makanan atau minuman itu bisa dilarang karena sudah merugikan, misalnya menyebabkan terjadinya infertilitas bila sudah ada bukti meta-analisa atau statistical review antar center penelitian.
Baca juga: BKKBN: Kader ujung tombak pendataan keluarga yang dimulai hari ini
Baca juga: BKKBN: Kader ujung tombak pendataan keluarga yang dimulai hari ini
Apabila ada pusat penelitian di Australia, Amerika, China, dan Asia yang meneliti dan hasilnya sama, Hasto mengatakan barulah temuan tersebut dapat menjadi sebuah rekomendasi.
“Tapi, kan belum ada yang menunjukkan hasil yang seperti itu hingga saat ini. Kalau belum ada rekomendasi dari asosiasi misalkan terkait infertilitas ini dari ahli antropologi atau ada kolegium antropologinya, itu tidak bisa direkomendasikan sama sekali,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia menyatakan isu air galon polikarbonat penyebab infertilitas belum bisa dibuktikan kebenarannya atau belum bisa dijadikan pedoman untuk melakukan pelarangan.
“Karena, kolegium yang mengampu masalah kualitas sperma kalau itu dihubungkan dengan sperma atau dihubungkan dengan se telur, kalau yang obgyn itu kolegiumnya adalah kolegium induk reproduksi dan infertilitas,” ujarnya.
Ia pun menambahkan, infertilitas di Indonesia itu mayoritas disebabkan adanya penyakit-penyakit infeksi. Kalau pada wanita seperti penyakit keputihan dimana infeksi yang menyebabkan saluran telur buntu hingga kegemukan yang menyebabkan perempuan kelebihan hormon androgen. Adapun pada laki-laki, infertilitas biasanya terjadi pada laki-laki perokok dan peminum alkohol.
Baca juga: Kepala BKKBN: Jangan ada lagi orang tua tak izinkan anaknya imunisasi
Baca juga: Kepala BKKBN: Jangan ada lagi orang tua tak izinkan anaknya imunisasi
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024