Jakarta (ANTARA News) - Topeng-topeng batu tertua di dunia yang berusia sekitar 9.000 tahun ditampilkan dalam pameran bertajuk "Face to Face: The Oldest Masks in the World" di Israel hingga 11 September.


Para peneliti menduga artefak topeng-topeng dengan senyum kaku dan lubang mata besar itu mewakili jiwa arwah leluhur yang meninggal dunia dan dipakai saat upacara dan ritual Zaman Batu.

Sebelum memamerkan artefak langka itu dalam kotak kaca Museum Israel di Yerusalem, kurator mengatakan membawa topeng-topeng itu bersama-sama untuk studi perbandingan.

Pemodelan tiga dimensi menunjukkan bahwa sebagian besar topeng sangat nyaman dikenakan di wajah, kata kurator Debby Hershman seperti dilansir laman LiveScience, Kamis (13/3).


"Lubang-lubang untuk mata memungkinkan untuk melihat area yang luas, dan pembagian bidang yang sesuai dengan kontur wajah manusia," katanya melalui surat elektronik.


Selain itu ada lubang di beberapa tepi beberapa topeng kuno yang kemungkinan digunakan untuk memudahkan mengenakannya ke wajah.

Perforasi itu kemungkinan diselingi rambut supaya topeng terlihat lebih alami atau dengan tali untuk mengaitkan topeng ke pilar atau struktur lainnya.

Topeng-topeng itu berasal dari berbagai situs di gurun dan bukit-bukit Yudea, demikian menurut pernyataan museum.


Artefak itu kemungkinan berasal dari zaman Neolitik, ketika manusia mulai meninggalkan gaya hidup nomaden dan bermukim serta bertani dan beternak.


Dua topeng batu sudah ada di museum. Satu topeng berasal dari gua Nahal Hemar di tebing dekat Laut Mati, antara Israel dan Palestina, dan yang kedua telah ditemukan di situs arkeologi di dekat Horvat Duma.

Artefak lainnya adalah pinjaman dari kolektor pribadi Judy dan Michael Steinhardt asal New York. Asal artefak itu tidak diketahui, namun berdasarkan analisis material topeng, peneliti mempertimbangkan bahwa sebagian besar topeng berasal dari bukit Yudea atau kaki bukit Yudea.


Penerjemah: Indra Arief Pribadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014