Kalau kita menggunakan LiDAR, tentunya akan mendapatkan data resolusi spasial yang lebih tinggi. Sehingga, kita mampu memodelkan banjir lebih teliti.
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan dan menerapkan pemanfaatan teknologi Light Detection and Ranging (LiDAR) untuk memetakan bencana hidrometeorologi di Indonesia.

"Teknologi LiDAR memiliki potensi besar dalam meningkatkan manajemen bencana hidrometeorologi, khususnya dalam mendukung manajemen banjir pesisir," kata Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN M. Rokhis Khomarudin melalui keterangan di Jakarta, Senin.

Rokhis menjelaskan teknologi LiDAR adalah metode penginderaan jauh aktif menggunakan cahaya laser untuk mengukur jarak, dengan hasil keluaran berupa data model permukaan digital resolusi tinggi.

Sedangkan bencana hidrometeorologi, kata dia, disebabkan oleh proses atmosfer, hidrologi, atau oseanografi, seperti banjir, angin topan, badai, gelombang badai, dan hujan deras, yang bisa menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur, kehilangan nyawa, dan degradasi lingkungan.

Baca juga: BRIN temukan 13 situs warisan geologi skala internasional di Kebumen

Baca juga: BRIN: Pertanian RI tumbuh stagnan di bawah 3 persen 25 tahun terakhir


"Memahami dan memetakan peristiwa ini dengan akurat sangat penting untuk strategi manajemen bencana yang efektif dan efisien," ujarnya.

Dalam beberapa waktu mendatang, ujar Rokhis, BRIN akan memiliki kerja sama strategis dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait kegiatan monitoring banjir di Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa.

Menurutnya, data yang dihasilkan melalui teknologi LiDAR sangat krusial untuk mengisi kekurangan data yang diperlukan, sebab resolusi spasial pada Digital Elevation Model (DEM) Nasional yang tersedia saat ini paling tinggi masih berada di angka 8,25 meter.

"Kalau kita menggunakan LiDAR, tentunya akan mendapatkan data resolusi spasial yang lebih tinggi. Sehingga, kita mampu memodelkan banjir lebih teliti," ucapnya.

Rokhis menyebut pihaknya juga akan bekerja sama dengan swasta dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi LiDAR.

Untuk itu, Ia berharap program riset ini bisa berjalan dengan baik, karena program ini tidak hanya sekedar menggunakan pesawat terbang tanpa awak (UAV) dan LiDAR untuk membuat DEM, tetapi riset ini juga bisa dimanfaatkan untuk pemodelan spasial lainnya.*

Baca juga: BRIN soroti risiko bencana menyebabkan hambatan pembangunan ekonomi

Baca juga: BRIN dorong riset agroindustri guna dongkrak pertumbuhan ekonomi RI

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024