Jakarta (ANTARA) -
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur menyebutkan perlunya dibentuk kembali Satgas Antitawuran di sekolah-sekolah untuk mencegah tawuran yang akhir-akhir ini sering terjadi di wilayah tersebut.
 
"Saya ingin di setiap sekolah di Jakarta Timur dapat dibentuk kembali Satgas Antitawuran," kata Wakil Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainah saat melakukan sosialisasi soal bahaya tawuran di SMPN 192 Jakarta, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Senin.
 
Dia pun meminta para pelajar di SMPN 192 agar bisa menghindari tawuran yang sering kali terjadi di Jakarta Timur (Jaktim).
 
Menurut dia, setiap pejabat di Pemerintah Kota (Pemkot) Jaktim akan mendatangi sekolah-sekolah untuk menyosialisasikan dan mengedukasi pelajar agar tidak melakukan tindakan negatif.
 
"Perilaku negatif seperti tawuran, 'bullying', kekerasan, seks bebas dan sebagainya tidak boleh terjadi di kalangan pelajar karena berdampak buruk, baik secara administrasi maupun hukum," tegas Iin.

Baca juga: Heru Budi ingatkan pelajar kedapatan merokok bisa dicabut KJP dan KJMU
 
Iin pun berharap tingkat kepatuhan pelajar di Jakarta Timur semakin meningkat. Kemudian, ada jam pelajaran di sekolah dengan materi soal antikorupsi, antitawuran, "anti-bullying" dan sebagainya.
 
"Saya ingin di Jakarta Timur dengan jumlah sekolah terbanyak dibandingkan wilayah lain di Jakarta, pelajarnya dapat meraih banyak prestasi," tuturnya.
 
Dia kembali mengingatkan bagi para pelajar yang masih nekad melakukan tawuran, maka bantuan biaya pendidikan akan dicabut.
 
"Ingat, kalau masih ada yang nekad ikut tawuran maka bantuan biaya pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) akan dicabut," kata Iin.
 
 Baca juga: Disdik DKI hentikan KJP siswa yang terjerat judi daring
 
Kepala SMPN 192 Jakarta, Evi Hijrah mengucapkan terima kasih pada jajaran Pemkot Jaktim yang sudah memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para peserta didik agar terhindar dari perilaku negatif, khususnya tawuran.
 
"Di sekolah ini terdapat 513 murid yang dibagi dalam 15 rombongan belajar. Kami terus sosialisasikan kepada peserta didik bahwa tawuran tidak diperbolehkan," katanya.
 
Ia menegaskan, jika ada pelajar yang terlibat tawuran, maka akan dilakukan pembinaan agar tidak mengulangi perbuatannya.
 
"Kami berharap melalui kegiatan seperti ini, para pelajar dapat memahami bahwa tawuran tidak memberikan manfaat baik untuk masa depan," katanya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024