Reaktor fixed dome tersebut dirancang untuk mengolah kotoran sapi menjadi biogas
Lampung (ANTARA) - Tim Dosen Institut Teknologi Sumatera (Itera) melalui program pengabdian kepada masyarakat membangun reaktor fixed dome untuk mengolah kotoran sapi menjadi biogas di Desa Labuan Ratu Satu, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur.

"Reaktor fixed dome tersebut dirancang untuk mengolah kotoran sapi menjadi biogas," kata Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Kimia Itera Andri Sanjaya dihubungi di Bandarlampung, Senin.

Reaktor tersebut, lanjut dia, tidak hanya menawarkan solusi energi alternatif, tetapi juga memberikan manfaat tambahan berupa pupuk cair, yang berguna untuk pertanian warga.

"Penerapan teknologi fixed dome di Desa Labuan Ratu Satu ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya," kata dia.

Baca juga: Mahasiswa Itera kembangkan alat deteksi kelainan tulang belakang

Dengan mengolah kotoran sapi menjadi energi bersih, lanjut dia, desa ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan negatif yang diakibatkan oleh kotoran sapi, tetapi juga menciptakan sumber energi yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.

"Proyek ini menunjukkan bahwa teknologi sederhana dapat memberikan manfaat besar dan semoga menginspirasi desa-desa lain untuk mengikuti jejak ini," kata dia.

Dia mengatakan teknologi ini cocok diterapkan di desa, karena biaya pembangunannya yang relatif murah dan perawatannya mudah. Selain itu teknologi tersebut juga ramah lingkungan dan tidak ada limbah berbahaya yang dihasilkan dari prosesnya.

"Kegiatan tersebut merupakan hibah program pengabdian kepada masyarakat pada Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2024," kata dia.

Baca juga: Itera resmikan Konservasi Kantong Semar sebagai sarana penelitian

Ia mengatakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat itu adalah bentuk implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapatkan dari hasil riset dalam rangka memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.

“Pemerintah desa sangat mendukung proyek ini karena manfaatnya yang besar. Mereka melihat ini sebagai peluang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan berkomitmen untuk terus mendukung proyek-proyek serupa ke depannya,” kata Andri.

Proyek yang diketuai Andri Sanjaya tersebut juga didukung dua dosen lainnya Yunita Fahni dan Nurul Mawaddah. Tim tersebut turut melibatkan lima mahasiswa yaitu Anugrah Ayub Waskito, M Bagus Tri Jaya, Arifino Decika Rachman, Agriadi Dwi Nugroho P, dan Amedeo Cavendish.

Baca juga: Itera kembangkan transportasi ramah lingkungan 

 

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024