Jakarta (ANTARA) - Tunggal putri Korea Selatan An Se Young tampil dengan dominan pada babak final dan merebut medali emas Olimpiade Paris 2024, Senin.
An menang atas wakil China He Bing Jiao melalui dua gim langsung dengan skor 21-13, 21-16 pada pertandingan partai puncak yang digelar di La Chapelle Arena tersebut.
Pencapaian ini menandai pertama kalinya ada tunggal putri Korea Selatan yang memenangkan medali Olimpiade sejak emas yang diraih oleh Bang Soo Hyun pada Olimpiade Atlanta 1996.
Tak mengherankan jika An dijuluki sebagai “Si Anak Ajaib”, karena pada usianya yang baru menginjak 22 tahun, ia sudah menjadi tunggal putri nomor satu dunia, meraih emas Asian Games pada tahun 2022, meraih titel juara dunia pada tahun 2023, menjuarai All England Open edisi tahun lalu, hingga kini puncaknya ia berdiri di podium tertinggi Olimpiade Paris 2024.
Sementara itu, He Bing Jiao yang kalah dari An di babak final, berhak membawa pulang medali perak.
Baca juga: Gregoria Mariska Tunjung akui ketangguhan An Se-young
Baca juga: Gregoria Mariska dipastikan raih medali perunggu
Selanjutnya, ada tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung yang meraih medali perunggu satu-satunya dari bulu tangkis Indonesia, sekaligus medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Paris 2024.
Medali perunggu Olimpiade Paris 2024 ini pun sekaligus menandai pertama kalinya ada tunggal putri Indonesia yang meraihnya sejak Maria Kristin di Olimpiade Beijing 2008.
Gregoria pun berhak melengkapi podium ketiga menyusul Carolina Marin (Spanyol) yang mengundurkan diri di babak semifinal karena cedera.
Di sisi lain, masih ada perebutan medali emas di sektor tunggal putra. Juara bertahan Viktor Axelsen (Denmark) akan menghadapi juara dunia Kunlavut Vitidsarn (Thailand) di babak final.
Sementara, perebutan medali perunggu diisi oleh pertandingan antara Lakshya Sen (India) dan Lee Zii Jia (Malaysia).
Baca juga: Resiliensi Gregoria yang berbuah manis di Paris
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024