Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta membatasi jumlah pengunjung Taman Balekambang Solo untuk memberikan kenyamanan kepada warga dan mengantisipasi kerusakan tanaman.
"Rencana begitu, ada pembatasan pengunjung, di angka 3.000 orang per hari yang kami diskusikan hari ini," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Aryo Widyandoko di Solo, Jawa Tengah, Senin.
Selain untuk memberikan kenyamanan kepada para pengunjung dan mengantisipasi kerusakan taman, pembatasan juga dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan parkir di dalam kawasan Taman Balekambang.
"Kalau Sabtu-Minggu kemarin prediksi kami lebih dari 5.000 pengunjung, jadi tempat parkir di dalam tidak kami fungsikan karena parkirnya hanya 3.000 kendaraan," katanya.
Ia mengatakan untuk uji coba berbayar sudah dilakukan beberapa waktu lalu dan dalam minggu ini masih akan berlanjut. Selain itu, dikatakannya, pembelian tiket masih dengan menggunakan mekanisme reservasi.
"Jadi kami buka linknya untuk daftar. Linknya ini untuk masyarakat umum, kalau kegiatan yang akan dilakukan di Balekambang masih harus lewat surat dulu, tapi kalau mau foto prewed bisa lewat link," katanya.
Mengenai harga tiket, dikatakannya, masih akan dikenakan sebesar Rp5.000/pengunjung mengingat di dalam Taman Balekambang belum ada pertunjukan.
"Tiket masih Rp5.000/orang karena belum ada pertunjukan. Kalau sudah ada pertunjukan jadi Rp20.000/orang, ini sudah sesuai perda," katanya.
Sementara itu, mengenai perawatan Taman Balekambang, dikatakannya, belum ada anggaran khusus yang disiapkan oleh Pemkot Surakarta.
"Perawatan belum dianggarkan karena konsepnya dipihakketigakan. Masih proses ke situ. Ini sedang penjajakan, ada beberapa yang menjajaki tapi belum ditawar. Kami belum dapat menyampaikan pihak mana saja," katanya.
Baca juga: Gibran minta warga menjaga infrastruktur peninggalannya
Baca juga: Balekambang kembali ditutup sementara untuk perbaikan taman
Baca juga: Wapres resmikan penataan Taman Balekambang Surakarta
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024