Jakarta (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) memberi pelatihan hidroponik kepada sepuluh pemuda dari 
Pulau Panggang dan Pulau Pramuka, Kabupaten
Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, untuk meningkatkan ketahanan pangan di wilayah tersebut.

Pelatihan tersebut merupakan bagian dari ​​​​​ Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI Tahun 2024.

"Kami mengadakan pelatihan tanaman hidroponik untuk memberdayakan pemuda di dua pulau, yaitu Pulau Panggang lima orang dan Pulau Pramuka lima orang yang merupakan siswa SMA 69 Jakarta," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UI, Dr. Filia di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan, alasan pemilihan para pemuda ini adalah karena mereka yang nantinya meneruskan ketahanan pangan di Kepulauan Seribu.

Baca juga: Kepulauan Seribu panen sayuran dari lahan pertanian perkotaan

Menurut dia, pertanian dengan lahan yang perkotaan (urban farming) menjadi alternatif solusi ketahanan pangan karena lahan yang terbatas. Karena itu, tanaman hidroponik menjadi pilihan untuk bercocok tanam.

Pulau Pramuka merupakan ibu kota Kabupaten Kepulauan Seribu yang memiliki luas 16 hektare ini. Pulau ini didiami sekitar 2.000 jiwa. Jumlah penduduk tersebut berdasarkan BPS Kecamatan Pulau Seribu Utara tahun 2019.

Selain itu dengan jumlah wisatawan yang menginap, Pulau Pramuka dapat dikatakan sebagai pulau yang padat penduduk. "Ketahanan pangan menjadi perhatian kami untuk melakukan pengabdian masyarakat di Pulau Pramuka," katanya.

Ia mengatakan, informasi dari Ketua RT 04 di Pulau Pramuka Nurlela mengatakan sayuran menjadi kebutuhan yang sulit dipenuhi. Kahan yang terbatas menjadi kendala.

Baca juga: Pemkab pelajari cara tanam buah naga untuk perkuat ketahanan pangan

Kebutuhan sayuran sebenarnya bisa saja didistribusikan dari wilayah lain, misalnya, dari daratan di Kota Administrasi Jakarta Utara, hanya saja harganya menjadi lebih tinggi.

"Peserta pelatihan dibekali dan didampingi selama proses pembibitan, penyemaian, pemeliharaan hingga panen," katanya.

Tim UI bekerjasama dengan binaan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Kelautan (KPKP) di Kepulauan Seribu dalam kegiatan pelatihan tanaman hidroponik. Nurlela 
merupakan salah satu binaan Suku Dinas (Sudin) KPKP.

Untuk pemeliharaan tanaman, peserta pelatihan ​​​​​dibuat menjadi dua kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari lima orang.

Baca juga: "Urban farming" bantu penuhi kebutuhan sayur di Kepulauan Seribu

Tim UI melakukan pelatihan tanaman hidroponik dengan dua teknik, yaitu "Nutrient Film Technique" (NFT) dan "Deep Flow Technique" (DFT). Kedua jenis teknik penanaman hidroponik itu dilakukan untuk membandingkan hasil panen.

Untuk penanaman kangkung sampai panen diperlukan waktu 20 hari dan untuk pakcoy diperlukan waktu 30 hari. "Sedangkan untuk selada diperlukan 45 hari. Pada saat ini, ketiga jenis tanaman itu yang ditanam," katanya.

Sebelum mengadakan pelatihan hidroponik, pada Februari 2024, tim telah UI mengadakan uji coba tanaman hidroponik di rumah salah satu warga.

Air di Kepulauan Seribu cenderung mengandung kadar garam sehingga perlu dilakukan uji coba hidroponik dengan kandungan air yang ada di Pulau Pramuka.

Baca juga: Kepulauan Seribu panen 75 kg cabai dan terong di Pulau Tidung Kecil

Setelah berhasil melakukan uji coba, barulah tim UI melakukan kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan hidroponik kepada pemuda-pemuda di Pulau Pramuka.

"Kami berharap dengan mengadakan pelatihan dan pendampingan tanaman hidroponik, warga Pulau Pramuka mampu mencukupi kebutuhan sayur mayur dan 'urban farming' dapat menjadi konsep pertanian ideal di masa mendatang," kata dia.

Sekretaris Kelurahan Pulau Panggang, Nuralim 
mengapresiasi pengabdian masyarakat yang dilakukan UI selama tiga hari di Pulau Pramuka dengan melibatkan pemuda Kelurahan Pulau Panggang.

"Mudah-mudah ilmu yang mereka terima dapat diterapkan di masyarakat dan juga dapat ditularkan kepada tetangganya. Sehingga mampu menjaga ketahanan pangan dan kestabilan ekonomi di masyarakat," kata dia.
Baca juga: Cabai Katokkon dari Toraja cocok dikembangkan di Kepulauan Seribu

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024